SEMUA SUDAH DIHITUNG
MATEMATIS.
Beredarnya kabar
perwira menengah berpangkat mayor mencalonkan diri sebagai calon gubernur DKI
telah menuai komentar bermacam macam, para pengamat seperti menyayangkan akan
kariernya di militer yang baru seumur jagung telah tamat. Bagaimana hitungan
nya koq sampai berani mengambil keputusan yang demikian penting, seperti
berjudi.
Sudah saya sampaikan
dalam “mburu uceng tidak akan kelangan delek”, sang bapak tidak membiarkan
anaknya apabila kalah dipanggung politik jakarta saat ini. Bocah berumur 38
tahun yang tidak akan mendapatkan pensiun di militer ini, patuh kepada
bapaknya, bagaikan kepatuhan nabi ismail atas
nabi Ibrahim dahulu.
Panglima TNI bahkan berterus terang akan menjadikannya
sebagai calon pemimpin kelak, jika sudah saatnya. Namun perhitungan bapaknya lain
lagi. Sang bapak mungkin ingin cepat cepat istirahat, cukup sebagai penasehat. Maka
perlu memberikan pengalaman politik sejak dini kepada putranya itu, untuk
melanggengkan dinastinya diperpolitikan nasional.
Maka setelah kalah di
pilgub DkI, dalam waktu tidak lama, sang putra akan memegang tampuk politik
partai yang didirikannya. Kalau umurnya sekarang baru mencapai 38 tahun maka,
ybs akan mengalami perjuangan pertai selama minimal 25 tahun kedepan. Dalam waktu
itu, jika Allah mengizinkan bukan tidak
mungkin bisa menjadi calon presiden dikemudian hari, dengan pengalaman politk
yang semakin matang.
Kalau tetap dimiliter,
sang anak pasti akan terdampak faktor bapaknya yang juga bekas militer. Maka kalau
di politik dengan kursi ketua umum, maka ujian akan semakin berat bagi sang
anak. Bukan tidak mungkin partai dipegang anak muda bekas militer teruji, dengan
bimbingan sang bapak, akan membuahkan hasil manis dan cepat matang.
Rupanya dinasti akan mulai
dibangun dengan mengorbankan karier yang sangat bagus dimiliter. Rupanya sang
bapak menyadari, tidak ingin namanya menjadi sorotan negatip dikalangan militer
dengan karier anaknya itu, walaupun dugaan ini masih prematur,. Bukankah anak
membawa rerzekinya masing masing. Tak kurang
dari panglima TNI menyayangkan putusnya karier anak buahnya ini. Setelah Jokowi
memerintah dua kali, maka sang anak sudah cukup matang untuk bertarung di
pilpres 2024 yad dengan catatan :
1. Menjaga mentalitasnya agar tidak terseret kasus kasus yang selama ini melibatkan parpol, antara lain isue mahar
politik, korupsi, suap, dll.
2. Lebih banyak turun kelapangan untuk memperkenalkan diri dan menyapa
rakyat, terutama rakyat yang terpinggirkan oleh pembangunan, seperti korban
gusuran, korban banjir, tanah longsor,
3. Menciptakan kader kader didaerah melaui parpolnya yang bersih dan jujur,
serta tanggap kepada rakyat miskin.
4. Menghargai demokrasi didalam
parpol, dengan tidak main copot terhadap kader yang mbalelo, pendekatan pribadi
perlu untuk menciptakan suasana kondusif didalam parpol.
5. Dan yang penting juga berbaik baiklah dengan media, karena medialah penyambung penyambung komunikasi
dengan rakyat pemilih.
Demikian bro analisa
pinggir jalan, kesimpulannya nanti kita akan punya presiden namanya Agus
Harimurti yudhoyono...Amien.
No comments:
Post a Comment