TIKUS TIKUS ORGANISASI.
Tikus adalah binatang pengerat yang nyebelin dan mengganggu,
sampai sampai pemprov DKI saat ini
membuat sayembara untuk menangkap tikus dengan upah 20 ribu rupiah setiap
ekornya. Diselokan selokan diperkotaan tikus sudah demikian gemuk sampai sampai
kucing yang selama ini menjadi predator tikus tidak mau untuk memangsanya.
Ternyata tikus bukan hanya diselokan saja, dikantor kantor
juga banyak tikus yang mengerat duwit
sampai ratusan juta bahkan miltardsan rupiah. Tikus intelektual ini banyak terdapat di organisasi baik
organisasi pemerintahan maupun organisasi swasta, baikcdikota megapolitan
seperti jakarta, maupun kota kecil yang
sepi seperti kota kota yanhg baru
berdiri diluar Jawa.tikus di kotabesar sudah pintar dengan menjalin kerjasama
sesama tikus unruk mengerat uang negara, melalui kerjasama sejak dini
diperencanaan proyek, kemudian tikus di DPRD menyambut dan meloloskan perencanaan,
disdambut pula oleh tikus pelaksana, baik dipemerintahan maupun swasta
pelaksana proyek. Ditingkat perencanaan para tikus me mark up proyek dengan
nilai yang berlipat, seperti UPS di jakarta, sehingga tikus pelaksana tinggal
TTS dengan tikus penyedia barang itu. Untuk lebih rapinya pengeratan uang
negara, tikus pengawas juga kecipratan hasilnya.
Di organisasi swasta
juga demikian, misalnya organisasi pemasaran dengan sistem seperti jaringan
yang sekarang banyak dilakukan produsen, bahkan pemasaran jamaah umrohpun
memakai jaringan, seperti multi level marketing atau dikenal dengan MLM. Selalu
ada tikus dimana mana. Dijaringan multi level, sesama tikus saling berebut
makanan, sampai sampai menjadei vpertengkaran. Ada tikus yang baik dimakan
tikus yang tidak baik. Misalnya down line yang tidak sering melihat diinternet
perkembangan jaringannya, pass wordnya untuk melihat jaringan itu diubah oleh
up line tanpa sepengetahuan down line, sehingga ybs tidak tahu berapa komisi
yang diterima hari hasil kerjanya.bahkan tikus MLM ini ada istilah sniper. Yaitu
seolah olah ada orangnya tetapi sebenarnya fiktip. Hal ini dilakukan untuk
memperoleh point tertentu sehingga memperoleh reward, seperti mobil, rumah dsb.tikus
demikian berpotensi merubuhkan perusahaan tsb.
Tikus yang lebih rakus lagi, juga ada misalnyaq di koperasi,
para pengurus menjerat mangsanya dengan menggencarkan penghimpunan dana masyarakat
dengan iming iming bunga yang lebih tinggi dibanding bunga bank. Kemudian dana
itu sebagian kecil disalurkan kepada peminjam, untuk skenario sebagai koperasi
simpan pinjam, sedang sebagian besar dipergunakan untuk kepentingan pribadinya,
sebagian yang lain untuk membayar bunga koperasi, yang diistilahkan sebagai
jasa. Maka dalam waktu 2 sampai 3 tahun koperasi itu akan ambruk dan
bermasalah. Sudah banyak terjadi koperasi yang kolaps, karena ulahnya para
tikus pengurusnya, misalnya koperasi cipaganti, koperasi langit biru, koperasi
bina usaha yang menipu bank jabar,koperasi persada madani yang sekarang sudah
koma, pengurusnya sudah sulit dihubungi. Kenapa hal ini bisa terjadi, padahal
koperasi adalah sebuah sistem, dimana pemerintah turut serta masuk kedalam sistem
yang dibuat itu. Karena tikus tikusnya
juga banyak ada disetiap sub sistem itu. Ada tikus yang memang ikut makan,
tetapi ada juga yang tudak ikut makan walaupun ada dalam sub sistem, bisa
karena tikusnya memang baik, tidak mau makan yang haram haram, tetapi ada juga
yang karena tidak tahu atau malas berpikir, walaupun tahu ada ketidak beresan. Misalnya
mereka yang bertugas mencermati laporan dari koperasi. Karena pekerjaan
mengolah laporan adalah pekerjaan yang membosankan dan tidak mendatangkan
rezeki tambahan.
Tikus tikus itu sudah sampai pada tahap yang mengkawatirkan
terhadap kehidupan manusia Indonesia, seperti kasus dwelling time pelabuhan, yang sudah karatan. Kausu
koperasi kolaps, kasus suap yang melibatkan petinggi negara dan para wakil
rakyat, kasus pungli yang merata disemua lini dsb. namun masuh ada harapan perbaikan dinegeri ini,
melalui pemimpin pemimpin bersih dan jujur yang mulai bermunculan. Pemimpin inilah
yang akan menjadi predator tikus tikus yang merajalela. Pemimpin ini bisa
presiden, menteri, kepala daerah, pejabat eselon, para direksi dsb. lha kalau
pemimpinnya malahan menjadi tikus,siapa yang membasmi tikus semacam ini?. Maka saran
saya KPK sebaiknya dibentuk disetiap propinsi atau bahkan kabupaten/kota, namun
juga perlu pengwasan ketat. Biasanya institusi yang sudah besar, maka akan
menjadi sarang tikus juga.
Tikus tikus ini, memang sudah amat banyak ada disetiap
ruangan kerja, bahkan lebih banyak dari tikus yang sesungguhnya, sampai sampai
presiden akan membasmi tikus tikus itu, dengan membentuk tim saber pungli. Bagaimana
kalautim saber punglinya nanti juga ada tgikusnya?. Apakah tim saber pungli ini
hanya menyasar aparat sipil ataukah juga aparat militer, termassuk aparat
keamanan? Jangan ada pilih kasih ya broo....lha kalau dokumen negara hilang dikerat/dimakan tikus bagaimana bro...???
No comments:
Post a Comment