LEBIH BAIK KAFIR TAPI
JUJUR
DARI PADA MUSLIM TAPI DZOLIM ?
Inilah kalimat yang saya baca dimedia sosial yang diucapkan
seorang petinggi MUI baru baru ini. Kalimat sarkasme yang menyindir secara
tajam masyarakat muslim di Indonesia yang akhir akhir ini semaikn menjauh dari
kesantunan masyarakat timur. Kasus kasus
korupsi yang marak pelakunya sebagian besar adalah muslim. Kalimat kalimat
gantung di Monas, iris telinga, terjun dari monas dan kalimat kalimat berani
lainnya, sungguh ternyata juga diucapkan oleh seorang muslim bahkan bertitel
haji pula,
Dikala ada seorang pemimpin yang berani, berbuat untuk
daerahnya, dengan melakukan tindakan yang vivere veri coloso, yang menyerempet
nyerempet bahaya bagi dirinya, dia tetap maju terus pantang mundur, semua penghalang disingkirkan, seorang diri,
tanpa kawan seorangpun. Walaupun pemimpin itu kapir dan memimpin sekian juta
warga muslim, ternyata berdasarkan survey, pemimpin tersebut unggul dari calon calon
pemimpin yang ada.
Saat sekarang ini, partasi politik sedang menjaring calon
pemimpin lokal yang bisa diusung oleh partai untuk mengikuti pemilihan pemimpin
lokal tersebut. Namun warga yang dipimpin bukanlah warga yang tidak tahu apa
apa. Warga lokal itu, sudh melek politik, sudah melek huruf dan sudah melek
ekonominya. Jadi siapapun yang akan memimpin harus bisa mensejahterakan dan
membuat nyaman warga setempat.
Pemimpin kapir itu, sudah membuktikan kerjanya dan rakyat
setempat juga sudah merasakan dampak positip kinerjanya. Sudah ratusan PNS
diberhentikan dari jabatannya, namun mereka juga merasakan kenaikan
kesejahteraannya sebagai PNS. Tunjangan yang
mereka terima sungguh luar biasa sebagai akibat inovasi inovasi sang kapir itu,
yang berdampak pada penghasilan PNS nya.
Ada lue, ada e –katalog,
ada parkir e;lektronik dsb.
Demikian pula dilevel masyarakat kecil, disediakan rumah
susun, untuk menampung warga yang selama ini tinggal di pemukiman kumuh,
bantaran kali dsb dengan sewa yang sangat murah. Bahkan inovasi selanjutnya,
membiayai pembangunan tanpa menggerus APBD, tetapi melalui peran serta
pengusaha besar, yang diistilahkannya sebagai uang preman, katanya. Pemimpin kapir
itu membebaskan pengembang meembangun ruang keatas, dengan imbalan membuat bangunan
untuk fasilitas umum seperti jembatan layang dsb.
Dikala pemilihan pemimpin lokal makin dekat hari H nya, atas
gotong royong waarga, ternyata pemimpin itu akan diusung oleh komunitas perseorangan,
setelah pemimpin itu menunjukkan kinerjanya benar benar untuk rakyat. Sungguh ini
akan menjadi pertaruhan partai politik melawan komunitas perseorangan. Namanya juga
komunitas, yang kerjanya tidak terstruktur, tetapi lebih sebagai kerja bareng
tanpa komando dari atas, seperti partai politik.
Berbagai jegalan sudah mulai menghadang daripemimpin kapir
itu, seperti pembelian tanah rumah sakit, reklamasi pantai yang melibatkan para
pengembang besar, dan sudah memakan korban wakil rakyat, perseteruan dengan bos
pemeriksa keuangan, juga terjadi, kalau dengan wakil rakyat lokal sudah
biasa,berseteru berkali kali, seperti kasus UPS, yangmemakan korban wakil
rakyat juga, disamping PNS.
Memang sikapir ini, bicaranya lugas, kasar dan sering menyakiti
pihak pihak yang menentangnya. Dan bawaannya memang begitu, namun katanya, hatinya selembut salju. Kata tokoh masyarakat,
pemimpin kapir ini seperti durian, luarnya kasar tapi dalamnya lembut.
Akankah pemilihan pemimpin lokal tahun depan bisa menggeser
tokoh kontroversiil ini?. Jika bisa digeser, apakah pembangunan bisa berjalan
seperti yang dihatapkan masyarakat lokal itu?.soalnya, para calon penantang
tidak satupun yang mengemukakan program kedepan setelah dia terpilih. Semuanya hanya
bagaimana pemimpin kapir itu jatuh sebelum bertanding.kita tunggu saja tanggal
mainnya.
No comments:
Post a Comment