“BE R-INFAK’
Jangan disertai
perkataan menyakitkan penerima, percuma!!!
Allah melalui (S2:195), memerintahkan
kita untuk berinfak di Jalan Allah, dan janganlah kita jatuhkan diri kita
kedalamk kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuat baiklah. Sungguh Allah menyukai
orang orang yang berbuat baik. Pada (S2:245) juga dinyatakan bahwa, barang
siapa meminjami Allah (maksudnya berinfak dijalan Allah) dengan pinjaman yang
baik,maka Allah melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak.Allah menahan dan
melapangkan rezeki dan kepada Nya lah kita akan kembali. Menurut (S2:254),
Allah memerintahkan kita untuk berinfak atas sebagian harta Allah yang
dititipkan kepada kita, sebelum kita meninggal, karena pada hari meninggalnya
kita, tidak ada lagi jual beli,tidak ada lagi persahabatan, tidak ada lagi syafaat.
Orang orang kafir itulah orang yang dzolim.
Dalam (S2 :261), orang yang berinfak
dijalan Allah akan dilipatgandakan seperti sebuah biji yang tumbuh menjadi
tujuh butir tangkai, yang pada setiap tangkainya ada seratus biji. Allah
melipatgandakan bagi siapa yang dikehendaki Nya. Allah Maha Luas, Maha
Mengetahui. Jadi kalau kita berinfak dijaslan Allah akan dilipatgandakan
pahalanya sebanyak tujuh ratus kali. Dengan catatan, sebagaimana disebut dalam (S2:262),kita
berinfak itu tidak disertai dengan menyebut nyebutnya dan menyakiti (perasaan
penerima). Hal yang demikian itu mereka akan memperoleh pahala disisi Allah.
Oleh karena itu Allah sudah memperingatkan dalam (S2:264), yang artinya wahai
orang orang beriman, janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut nyebutnya
dan menyakiti perasaan penerima, seperti orang yang menginfakkan hartanya
karena riya (pamer)kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari
akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang diatasnya ada
debu dan kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin
lagi. Artinya mereka tidak memperoleh sesuatu apapun dari apa yang mereka
kerjakan. Dan Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada orang orang kafir.
Perkataan yang baik dan memberi maaf, lebih baik daripada
sedekah yang diiringi dengan tindakan yang menyakiti, sebagaimana disebutkan
dalam (S2:263). Allah juga mengingatkan agar kita menginfakkan sebagian hasil
usaha kita yang baik baik, dan jangan memilih yang buruk buruk untuk diinfakkan
di jalan Allah. Bahkan kita sendiripun enggan untuk mengambilnya yang buruk
buruk itu. Hal ini diingatkan dalam (S2:267).
Syetan telah menakut nakuti manusia dan menyuruhnya berbuat kikir, sedangkan Allah
menjanjikan ampunan dan karunia Nya kepada kita. Demikian isi (S2:268). Allah
Maha Mengetahui apapun yang kita infakkan atau nazar kita (S2:270). Jika kita
menampakkan sedekah kita, dengan maksud supaya dicontoh orang lain, bukan riya,
itu baik. Tetapi jika kita menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang orang
fakir, maka itu lebih baik bagi kita dan Allah akan menghapus sebagian
kesalahan kesalahanmu. Allah Maha teliti apa yang kita kerjakan. Hal ini bisa
dibaca pada (S2:272).
Menurut (S2:272), Nabi Muhammad SAW bukan berkewajiban memberi
petunjuk, tetapi petunjuk itu dari Allah SWT, bagi siapa yang dikehendaki Nya,
apapun yang diinfakkan, kebaikannya itu untuk diri kita sendiri. Berinfaklah
hanya untuk mencari ridho AllAH. Apapun yang kita infakkan, akan diberi pahala
secara penuh dan tidaK akan didzolimi ataupun dirugikan. Orang yang
menginfakkan hartanya malam dan siang hari secara sembunyi sembunyi maupun
terang terangan, mereka mendapat pahala disisi Tuhannya. Tidak ada rasa takut
pada mereka dan mereka tidak bersedih hati (S2:278). Dari uraian ayat ayat diatas, dapat
disimpulkan bahwa :
1.
Berinfaklah
dengan niat untuk mencari keridhoan Allah sebelum kita dipanggil kembali
kehadapan Allah SWT.
2.
Pahala
berinfak dilipatgandakan tujuh ratus kali, bagi siapa yang dikehendaki Nya.
3.
Jangan
sekali kali menyebut nyebut infak kita apalagi dengan menyakiti perasaan
penerima infak kita itu, percuma.
4.
Perkataan
yang baik baik dan memberi maaf, lebih baik dari pada berinfak tetapi dengan
menyebut nyebut atau menyakiti penerima infak.
5.
Berinfaklah
dari sebagian hasil usaha yang baik baik, jangan dari hasil yang buruk buruk,
misalnya, beras yang sudah banyak ulatnya, sementara masih banyak beras yang
baik baik.
6.
Berinfak
dengan terang terangan tidak salah, tetapi akan lebih baik kalau dilakukan
secara diam diam.
7.
Kebaikan
berinfak itu sesungguhnya untuk diri kita sendiri, dengan memperoleh pahala
dari Allah SW.
Demikian mengenai berinfak dijalan
Allah yang bisa anda baca di Surah Al Baqarah dari ayat 195,245, 254 sampai
ayat 278. Semoga bermaanfaat, Amin.....
No comments:
Post a Comment