Sunday, July 10, 2016

BILIK ASMARA......



BILIK ASMARA.
Sepele tapi penting, siapa peduli.....?

Image result for gambar orang dipenjara
Boim Baasyir, terpidana terorisme yang dihukum 6 tahun penjara, mengamuk karena sewaktu dijemuk isterinya, telah meminta disediakan yang namanya bilik asmara, namun tidak ada tempat, sehingga ditolak pihak Lapas. Yasona Laoly sendiri pernah melontarkan ide bilik asmara ini katanya (mungkin sebelum jadi menteri kale..), namun ide tinggal ide, terbentur anggaran kali, sehingga ide tsb belum dapat direalisasikan, sampai saat ini?.
Apa upaya mengatasi masalah bilik asmara ini?.
Bilik asmara adalah sebuah kamar khusus untuk pertemuan antara narapidana dengan orang terdekatnya (baca, isteri) untuk keperluan pribadinya,tegasnya untuk hubungan sebagai suami isteri. Kalau disebuah Lapas ada ribuan narapidana, yang sudah berkeluarga ada seribuan, maka bisa diprediksi, bilik asmara akan penuh juga, tidak mampu melayani penghuni Lapas yang antri menggunakannya.
Menurut data SDP, tanggal 11 juli 2016,yang memuat seluruh data penghuni lapas di Indonesia, jumlah penghuni lapas 1 Cipinang, DKI Jakarta mencapai 3035 (data via sms 2851),penghuni lapas Narkotika, kelas IIA Cipinang mencapai 3008 (data sms 2997), penghuni lapas kelas I Medan 3631 (data sms 3367). Sedang data penghuni lapas di 477 UPT di Indonesia, mencapai 197.753 (data sms 196.024). ternyata belum se crowded lapas didaerah, seperti Bagan Siapi api di Riau.
Yang paling parah di Cabang Rutan Bagan Siapi-api, Riau. Rekor rutan paling crowded di Indonesia ada di rutan ini. Daya tampung rutan ini hanya 98 orang, terpaksa harus dijejali penghuni 697 orang, angka crowdednya mencapai 711%.(REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Tim Direktorat Infokom Ditjenpas Kemenkumham).  
Pemberian hukuman penjara ini sebenarnya tidak tepat. Karena semua pelaku kejahatan, mereka berkumpul dan bisa jadi saat keluar mereka akan semakin tak terkontrol, terutama napi yang masih anak anak atau remaja baru gede.Selain itu, akibat selama dipenjara, para napi dewasa tidak memperoleh pasokan kebutuhan batinnya, menyebabkan tensi sering naik ke ubun ubun, jadi tidak heran kalau sering terjadi keributan di lapas, seeperti si Boim terpidana teroris diatas. Bahkan malah saling bunuh bisa terjadi. Disisi lain napi yang bisa mendekati aparat lapas, bahkan bisa leluasa di lapas, kita ingat kasus Penghuni lapas bak pindah tidur di hotel berbintang, karena punya duwit.
Mengatasi persoalan Boim Boim ini,  menurut saya bisa dilakukan sbb:
1.    Data penghuni lapas yang memiliki isteri di setiap lapas.
2.    Sementara belum ada bilik asmara, pergunakan sel pada saat jam bezuk napi untuk dirubah sementara waktu sebagai bilik asmara, dengan membagi sel kedalam bilik bilik sempit dibatasi gorgen atau trlipeks, yang setelah selesai dipergunakan, bisa dirubah kembali sebagai sel napi seperti semula. Jumlah bilik bisa dihitung, dengan cermat. Napi yang akian menggunakan bilik asmara tsb diberi tugas untuk menyiapkan dan membersihkan  kembali seperti semula.
3.    Napi yang selnya dipergunakan sebagai bilik asmara, ditempatkan dihalaman terbuka tetapi masih didalam lingkungan lapas dengan penjagaan ketat. Setelah bilik dirubah menjadi sel kembali, maka napi dikembalikan keselnya.
4.    Dibuat perencanaan perhitungan waktu dan jumlah napi yang berkeluarga, dengan  catatan  sekali sebulan mendapat hak menggunakan bilik tsb, seandainya tidak mencukupi, jika cukup waktu bisa ditambah, misalnya 2 minggu sekali..
5.    Dibuat daftar jadwal napi yang ingin menggunakan bilik asmara itu, tentu maksimal adalah napi yang sudah berkeluarga sesuai jumlah yang sudah didata tsb. Daftar tsb merupakan sumber informasi untuk para napi dan keluarganya, serta pelaporan kepada pihak terkait. Manajemennya harus betul betul tertib, karena bisa menimbulkan sumber keributan baru. Jadi harus transparan, tidak tebang pilih, dan tidak ada suap.
6.    Cara lainnya,saya kira bisa dengan sumbangan napi yang akan menggunakannya, juga napi berduwit secara trasparan. Jadi perlu proposal pembuatan bilik asmara, secara sederhana, jika belum memungkinkan permanen. Bisa dibuat dihalaman belakang lapas, jika masih memiliki halaman, misalnya dengan tenda besar yang dalamnya disekat sekat kecil, dan bisa dilipat.maklum saja APBN kita belum cukup untuk memenuhi kebutuhan napi yang semakin berjubel ini.
Demikian kira kira, saran memenuhi kebutuhan rohani para napi, agar tidak ada lagi Boim Boim lain yang ngamuk dilapas, karena kebelet pipis tidak bisa ditampung didanau kecil milik isterinya. Terima kasih.  

No comments:

Post a Comment