BILIK ASMARA.
Sepele tapi penting, siapa peduli.....?
Boim Baasyir, terpidana terorisme yang dihukum 6
tahun penjara, mengamuk karena sewaktu dijemuk isterinya, telah meminta
disediakan yang namanya bilik asmara, namun tidak ada tempat, sehingga ditolak
pihak Lapas. Yasona Laoly sendiri pernah melontarkan ide bilik asmara ini
katanya (mungkin sebelum jadi menteri kale..), namun ide tinggal ide, terbentur
anggaran kali, sehingga ide tsb belum dapat direalisasikan, sampai saat ini?.
Apa upaya mengatasi masalah bilik asmara ini?.
Bilik asmara adalah sebuah kamar khusus untuk pertemuan
antara narapidana dengan orang terdekatnya (baca, isteri) untuk keperluan
pribadinya,tegasnya untuk hubungan sebagai suami isteri. Kalau disebuah Lapas
ada ribuan narapidana, yang sudah berkeluarga ada seribuan, maka bisa
diprediksi, bilik asmara akan penuh juga, tidak mampu melayani penghuni Lapas
yang antri menggunakannya.
Menurut data SDP, tanggal 11 juli 2016,yang memuat seluruh
data penghuni lapas di Indonesia, jumlah penghuni lapas 1 Cipinang, DKI Jakarta
mencapai 3035 (data via sms 2851),penghuni lapas Narkotika, kelas IIA Cipinang
mencapai 3008 (data sms 2997), penghuni lapas kelas I Medan 3631 (data sms 3367).
Sedang data penghuni lapas di 477 UPT di Indonesia, mencapai 197.753 (data sms
196.024). ternyata belum se crowded lapas didaerah, seperti Bagan Siapi api di
Riau.
Yang paling parah di Cabang Rutan Bagan Siapi-api, Riau.
Rekor rutan paling crowded di Indonesia ada di rutan ini. Daya tampung rutan
ini hanya 98 orang, terpaksa harus dijejali penghuni 697 orang, angka
crowdednya mencapai 711%.(REPUBLIKA.CO.ID, Oleh:
Tim Direktorat Infokom Ditjenpas Kemenkumham).
Pemberian hukuman
penjara ini sebenarnya tidak tepat. Karena semua pelaku kejahatan, mereka
berkumpul dan bisa jadi saat keluar mereka akan semakin tak terkontrol,
terutama napi yang masih anak anak atau remaja baru gede.Selain itu, akibat
selama dipenjara, para napi dewasa tidak memperoleh pasokan kebutuhan batinnya,
menyebabkan tensi sering naik ke ubun ubun, jadi tidak heran kalau sering
terjadi keributan di lapas, seeperti si Boim terpidana teroris diatas. Bahkan
malah saling bunuh bisa terjadi. Disisi lain napi yang bisa mendekati aparat
lapas, bahkan bisa leluasa di lapas, kita ingat kasus Penghuni lapas bak pindah
tidur di hotel berbintang, karena punya duwit.
Mengatasi persoalan
Boim Boim ini, menurut saya bisa
dilakukan sbb:
1.
Data penghuni
lapas yang memiliki isteri di setiap lapas.
2.
Sementara belum
ada bilik asmara, pergunakan sel pada saat jam bezuk napi untuk dirubah
sementara waktu sebagai bilik asmara, dengan membagi sel kedalam bilik bilik
sempit dibatasi gorgen atau trlipeks, yang setelah selesai dipergunakan, bisa
dirubah kembali sebagai sel napi seperti semula. Jumlah bilik bisa dihitung,
dengan cermat. Napi yang akian menggunakan bilik asmara tsb diberi tugas untuk
menyiapkan dan membersihkan kembali
seperti semula.
3.
Napi yang selnya
dipergunakan sebagai bilik asmara, ditempatkan dihalaman terbuka tetapi masih
didalam lingkungan lapas dengan penjagaan ketat. Setelah bilik dirubah menjadi
sel kembali, maka napi dikembalikan keselnya.
4.
Dibuat perencanaan
perhitungan waktu dan jumlah napi yang berkeluarga, dengan catatan
sekali sebulan mendapat hak menggunakan bilik tsb, seandainya tidak
mencukupi, jika cukup waktu bisa ditambah, misalnya 2 minggu sekali..
5.
Dibuat daftar
jadwal napi yang ingin menggunakan bilik asmara itu, tentu maksimal adalah napi
yang sudah berkeluarga sesuai jumlah yang sudah didata tsb. Daftar tsb
merupakan sumber informasi untuk para napi dan keluarganya, serta pelaporan
kepada pihak terkait. Manajemennya harus betul betul tertib, karena bisa
menimbulkan sumber keributan baru. Jadi harus transparan, tidak tebang pilih,
dan tidak ada suap.
6.
Cara lainnya,saya
kira bisa dengan sumbangan napi yang akan menggunakannya, juga napi berduwit
secara trasparan. Jadi perlu proposal pembuatan bilik asmara, secara sederhana,
jika belum memungkinkan permanen. Bisa dibuat dihalaman belakang lapas, jika
masih memiliki halaman, misalnya dengan tenda besar yang dalamnya disekat sekat
kecil, dan bisa dilipat.maklum saja APBN kita belum cukup untuk memenuhi
kebutuhan napi yang semakin berjubel ini.
Demikian
kira kira, saran memenuhi kebutuhan rohani para napi, agar tidak ada lagi Boim
Boim lain yang ngamuk dilapas, karena kebelet pipis tidak bisa ditampung
didanau kecil milik isterinya. Terima kasih.
No comments:
Post a Comment