DUA JALUR.
Akankah pasti menang?.
Tidak lama lagi pilkada DKI akan terjadi, dan kepemimpinan
Ahok dipertaruhkan, aopakah berlanjut atau hanya sampai 2017 yad. Gonjang
ganjing menyertai proses dukungan melalui jalur independen,yang sampai saat ini
berhasil mengumpulkan sejuta tandatangan, bahkan mungkin lebih
KPU Provinsi DKI Jakarta akhirnya menetapkan jumlah DPT
sebesar 6.983.692 pada tanggal 2 Juni 2012. Sayangnya, data ini masih
diperdebatkan diantara calon gubernur pada pilkada 2012 yang lalu.
Dengan asumsi DPT sekitar 7.juta, maka relawan independen
telah meraup sekitar 14-15 % suara pemilih kelak.parpol non pengusung masih
memiliki harapan untuki menumbangkan Ahok.
Modal suara 15% yang menurut berita medsos kebanyakan suara
PDIP pada pilkada ataupun pemilu sebelumnya, menunjukkan bahwa suara parpol
pendukung petahana yang merupakan 24 kursi
DPRD berpotensi menambah suara secara signifikant, belum lagi suara
pemilih pemula yang juga banyak jumlahnya.
Figur Ahok sebagai petahana dengan kinerjanya yang mau tidak
mau orang akan mengakuinya, menyumbangkan potensi pemilijh yang besar, seoerti
yang pernah saya bincangkan dengan
seorang teman dirumah gedungnya. Namun dikalangan pegawai, apalagi yang pernah
dipinggirkannya serta para wong cilik
yang tergusur, mungkin akan terbelah suaranya. Para pedawai DKI disatu
sisi merasa ada peningkatan kesejahteraan, namun disisi lain dituntut bekerja
maksimal. Pegawai yang biasa nyantai tapi penghasilan besar, tentu merasa
terusik. Demikian pula para pwdagang yang segari hari dditeribkan aparat
petahana. Namun secara baris besar, potensi Ahok terpilih kambali sangat besar.
Dilain pihak lawan politik Ahok, belum menunjukkan kinerja
yang bisa mencuat yang masih bisa diingat penduduk DKI, apalagi belum
berpengalaman memimpin [emerintahandi DKI. Dan faktor etmis dari Ahok bisa
diyakini akan menampung nsuara dari etnis tertentu di pilkada DKI, yang sudah
terbukti pada pilkada nyang lalu.
Namun ada permasalahan dengan dua jalur tang sudah ditangan
Aok, yaitu jalur undependen dan jalur parpol. Permasalahan terletak kepada para
pendukung yang telah menyerahkan KTP dukungan kepada Ahok, apakah mereka konsisten
memilih Ahok disaat kemudian ternyata Ahok mengikuti pilakda melalui jalur
Parpol?. Terutama para pendukung dari para pemilih PDIP pada pilkada
sebelumnya, apakah mereka tidak balik kandang, ketika mengetahui petahana
memilih jalur parpol?. Sebab ada parpol pendukung ahok yang pernah menjadi
penguasa rezim orde baru. Inilah resistensi yang perlu diwaspadai jika prtahana
ingin tetap kembali berkuasa.
Oloeh karena itu, menurut hemat saya :
1.
Agar
parpol tetap menghargai prestasi relawan dengan melakukan sinergi sehingga bisa
meyakinkan kepada calon pemilih yang telah menyerahkan dukungan KTP nya untuk
tidak berpaling dari keyakinan mereka tentang sosok petahana. Sinergi dapat
dilakukan dengan saling terlibat dalam meyakinkan calon pemilih tsb, dan
memberdayakan maksimal relawan dikala kampanye maupun penjagaan TPS kelak.
2.
Relawan
tetap dilibatkan setelah petahana berkuasa sebagai pengawas terhadap oknum
oknum parpol yang mau mengambil kesempatan sebagai pamrih atas kerja mereka
sebelumnya. Hal inilah yang harus diawasi oleh relawan, agar kinerja pemda
kemudian tetap pada jalur kesejahteraan rakyat DKI. Tangan tangan parpol baik terang terangan
maupun tidak, bisa bermanuver tanpa suara karena keahlian mereka berpolitik.
Jadi pemerintah DKI tidak selalu direcoki dari dalam parpol pendukungya. Jangan
sampai ada ups jilid kedua dsb.
3.
Jika
saya boleh usulkan, jika petahana menang, libatkan relawan untuk melakukan
pendataan aset tanah DKI, baik dilapangan maupun data administrasi di pemda
DKI. Pertimbangannya relawan benar benar bekerja untuk rakyat DKI, banyak aset
tanah DKI yang tidak jelas sehingga mudah disalahgunakan. Kasus tanah di DKI sangat
rawan, banyak mafia tanah, perlo orang yang bermental baja untuk mengurusi
tanah DKI. Segera lengkapi surat tanah
sesuai aturan pertanahan yang berlaku, agar tanah pemda bisa dimanfaatkan
sebesar besar kemakmuran rakyat DKI.
Bagaimana terhadap penantang petanaha yang terdiri dari
berbgai tokoh, baik nasional maupun lokal dalam upaya meraih ambisi kekuasaan
sebagai DKI I?. Menurut hemat saya :
1.
Seperti
dikatakan Ahok, perlunya program yang
ditawarkan kepada para calon pemilih. Hal ini penting dilakukan mengingat warga
DKI sudah pandai semua. Dukungan parpol tidak cukup apabila tidak disertai
program ybs untuk menjadi pembanding program petahana. Ibaratnya mau beli
sesuatu, tentu pembeli membandingkan harga diantara para pedagang. Bagaimana
kalau ternyata program yang ditawarkan itu diadopsi petahana?. Sebenarnya hal
itu justru akan menaikkan nilai calon ybs dan tentunya tujuan akhirnya sama
untuk kesejahteraan rakyat. Jadi naif kalau calon takut programnya diadopsi
petahana. Membagi ilmu amat dianjurkan dalam agama, maupun pengetahuan. Pola
kampanye tanpa program, seperti kampanye model lama zaman sebelum merdeka,
sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman, dan membodohi rakyat.
2.
Calon
pesaing harus lebih bekerja keras, menemui konstituen dari seluruh lapisan
masyarakat, tanpa bantuan media kalau perlu. Sebab media menyumbang amat besar
bagi keberhasilan, tapi juga bisa mengerdilkan usaha yang dilakukan. Tapi media
masyarakat melalui mulut kemulut, akan lebih ampuh dan polos disuarakan.
3.
Buat
program terutama yang sedang menjadi perdebatan publik DKI, seperti yang baru
berlalu, tanah luar batang, aset pemda DKI, vaksin palsu, pedagang kaki lima, penggusurasn tanah. Cermati kebijakan pemprov
yang melanggar norma. Dsb. cermati suara rakyat jakarta, kemana arah yang
diinginkan sebagian besar masyarakatnya dengan menggunakan hasil survey independen.
Kwalifikasi kantong kantong pemilih, garap kantong yang berat atau ysng ringan
terlebih dahulu dengan perhitungan yang matang. Dsb.
4.
Lontarkan
pendapat yang obyektip tanpa bermaksud menyerang pihak lain yang bisa menguak
pikiran yang selama ini terpendam. Contoh
kasus rumah sakit sumber sehat sebenarnya menjadi moment yang amat tepat
untukbmelontarkan pendapat yang obyektip, tetapi kesempatan ini tidak
dipergunakan dengan baik, sampai akhirnya KPK menyatakan tidak ada pelanggaran
hukum. Contoh lain adalah kasus tanah cengkareng untuk rumah susun yang
bermasalah. Berikan pendapat hukum dan solusinya dengan bijak. Mungkin ada masalah lain yang menarik.
Demikian saran dan pendapat, mudah mudahan bermanfaat. Lalu.........
apakah petahana pasti menang?. Jawabannya nanti pada awal 2017 dibilik suara. Anda mau pilih mana?. Jawabannya
sudah jelas kelihatan dari sekarang.....!!!
No comments:
Post a Comment