KEMACETAN LALU LINTAS.
Bukan hanya pekerjaan polisi.
Kemacetan lalulintas ternyata bukan hanya menjadi domain
porlri yang ditunjukkan dengan kemacetan mobil maupun motor, sehingga berakibat
kepada kecelakaan lalulintas dan pejalan kaki, tetapi kemacetan lalu lintas
ternyata terjadi dimana mana, artinya di semua lalulintas yang menjadi
kebutuhan masyarakat Indonesia.
Lalu lintas keuangan dan perbankan, menjadi kemacetan yang
perlu disampaikan, karena uang beredar katanya sih sebagian besar mungkin
sekitar 70 prosen beredar dijakarta dan jabodetabek, yang luasnya tidak lebih dari 1 prosen
wilayah Indonesia, demikian pula jumlah penduduknyatidak sampai 10% penduduk
Indonesia. Akibat kemacetan peredaran uang ini, maka penduduk jabodetabek makin
banyak, apalagi nanti setelah lebaran, pasti banyak yang mengalir penduduk
daerah ke jabodetabek. Kemacetan uang ini berdampak kepada jumlah manusia,
jumlah mobil,jumlah kekayaan warga
jabodetabek, jumlah koruptor, jumlah jumlah lainnya, termasuk jumlah pemudik
tiap tahun, karena masyarakat tahu duwit banyak di jabodetabek. Maka perlu
diurai agar duwit mengalir kedaerah daerah dengan lancar, misalnya melalui
perluasan prmbangunan didaerah. Jangan cuma jabodetabek atau pulau jawa saja
dong......
Kemacetan daging sapi dan kebutuhan masyarakat sehari hari. Kemacetan
ini berakibat masyarakat mampu saja yang bisa membeli daging sapi, karena harga
daging sapi mencapai harga spetakuler sekitar 130 ribu rupiah. Pemerintah belum
berani mengambil langkah spetakuler, misalnya membuka peternakan sapi besar
besaran di Indonesia Timur yang masih terbuka lahannya. Warga jabodetabek yang sudah lebih tinggi daya
belinya saja merasa megap megap dengan harga daging, apalagi masyarakat
didaerah yang duwitnya sedikit, seperti didaerah timur dan masyarakat miskin
lainnya. Demikian pula harga sembako lainnya yang kadang kadang mendadak
menjadi tinggi dan mendadak turun. Fluktuatifnya harga ini menjadikan
masyarakat bingung, apalagi buat pedagang makanan, jadi mumet deh...
Kemacetan investasi
diluar jawa, kemacetan ini disebabkan infrastruktur dan sumber daya manusia
diluar jawa belum memenuhi standard investasi dari para investor. Maka langkah
pembangunan infrastruktur pemerintah sekarang ini perlu didukung dan
diapresiasi, namun pembangunan ini perlu dibarengi dengan penanaman investasi
didaerah luar jawa, maupun transmigrasi para tenaga kerja berpendidikan
tinggi,dan dibarengi pula pembangunan lainnya.jadi pembangunan harus
komprehensif dengan waktu yang berbarengan secara simultan....
Kemacetan kemacetan lainnya yang masih banyak yang kalau
dicari cari penyebabnya ternyata karena masalah duwit yang beredar di
Indonesia, yang tidak berimbang. Kalau uang beredar misalnya 2500 trilyun, dan
penduduk Indonesia 250 juta, maka tiap orang berpotensi maksimal memegang uang
10 juta rupiah. Ini itungan orang bodoh saja, jadi kalau penduduk Jabodetabek
ada sekitar 20 juta, maka uang beredar di Jabodetabek ya mbok dibatasi,20 juta
kali 10 juta. sekitar atau 200 Trilyun
saja. Lainnya sesuaikan dengan jumlah penduduknya. Lalu bagaimana membangun
diluar jawa agar bisa berjalan, ada cara cara yang bisa dilakukan pemda,
seperti yang dilakukan DKI jakarta melalui sumbangan swasta yang berinvestasi
didaerah tsb. Paling tidak dengan logika bodoh saya ini, ada kelancaran uang
beredar dan kelancaran pembangunan didaerah, dengan catatan, pebangunan
didaerah tidak dikorupsi orang jakarta, seperti oknum oknum anggota DPR yang
membawa kembali uang didaerah ke jakarta, kerekening pribadinya, dan
kontraktornya bukan kontraktor jakarta...dll..
No comments:
Post a Comment