SEMUA MILIK ALLAH.
hidup ini hanya mampir ngombe.
Berbicara dengan ustadz memang asyik, kita dibawa kealam yang
luas yang menuju kepada penciptaan alam itu sendiri. Kita dipanggil oleh
pencipta katanya, sebanyak tiga kali. Yang pertama dikala kita lahir kedunia,
kita diadzani oleh bapak kita ditelinga kita, seperti adzan dari masjid ketika waktu sholat telah tiba.
Panggilan kedua adalah menunaikan ibadah haji ,maupun umrah ke Baitullah. Tidak
semua umat muslim tergerak atas panggilan ke Baitullah ini, walaupun dia sudah
mampu secara materiil, berkaitan dengan biaya yang mencapai puluhan bahkan
ratusan juta rupiah. Seorang pedagang kecil yang penghasilannya Cuma puluhan
ribu rupiah malahan bisa ke baitullah
dari pada mereka yang punya penghasilan jutaan tiap hari. Dan panggilan ketihga
adalah ketika pergi ke Rahmatullah. Pada saat ini, semua menjadi tidak berguna,
baik harta milyardan rupiah miliknya maupun harta anak dan keluarganya. Jika
orang sudah merasa mampu, utamakan untuk pergi ke Baitullah sebelum ke
rahmatullah.
Sang ustadz juga berujar, bahwa kita ini milik Allah, jadi
jangan terlalu memasukkan ke hati atas
apa apa yang kita miliki. Agar kalau milik kita itu diambil oleh Allah, kita
tidak merasa kehilangan. Jangankan harta, keluarga kita pun suatu saat akan
diambil Allah. Hanya kita harus pandai mengelola atas titipan harta milik Allah
itu, misalnya dengan bersedekah/berinfak, menggunakan harta itu sesuai ajaran
agama, misalnya menyantuni anak yatim, memenuhi panggilan ke Baitullah
maupun makam nabi Muhammad SAW.
Jika kita mengelola anak yatim, dan meminta sumbangan untuk
anak yatim, maka 100 % harus digunakan untuk keperluan anak yatim tsb, misalnya
untuk biaya sekolahnya, makan minumnya, pakaiannya dsb. jadi sumbangan itu
jangan dipakai untuk keperluan diluar anak yatim itu, misalnya untuk
operasional yayasan pengelola anak yatim itu, gaji karyawannya dsb. jadi harus
dipisahkan, sesuai dengan untuk apa sumbangan itu diterima.
Allah memberikan titpan harta kepada kita juga merupakan
suatu cobaan, apakah kita bisa mengelola harta itu untuk sangu kita ke akhirat
kelak, atau tidak. Makin kita bisa
mengelola untuk kebaikan umat, mungkin Allah makin memberikan titipan
yang lebih banyak lagi. Jika kita tidak mampu mengelola, Allah mungkin akan
mencabut titipan itu dengan “Kun Fayakun”.
Jadi kalau kita tiba tiba jatuh miskin, salahkanlah diri
sendiri, karena Allah telah mengambil milik Nya, karena memang harta itu milik
Allah. Demikian perbincangan saya dengan Ustadz muda yang cukup mengasyikkan.
Lain kali disambung lagi, dan saya perlu bagikan kepada anda agar memahami
bahwa kita semua itu milik Allah.
No comments:
Post a Comment