KONGLOMERAT INDONESIA
DITANTANG
TONI RUTTIMAN.
Membaca berita detik.com, hati saya merasa disiram air
gunung, terasa sejuk membaca perihal Toni ruttiman yang secara diam diam datang
dari negeri Swiss yang jauh sana untuk membangun jembatan di Indonesia, yang
jumlahnya telah mencapai 61 buah jembatan, tanpa bantuan pemerintah, alias
kocek pribadinya. Bahkan pipa pipa jembatan didatangkan dari Argentina, sobat
baiknya, secara gratis demi anak anak dan warga Indonesia.
Namun rasa trenyuh ini, berganti menjadi sakit hati,usaha Toni tanpa
pamrih ini, ternyata semangatnya menjadi patah, mudah mudahan tidak
patah arang, melihat proses birokrasi pemasukan barang barang bahan bangunan jembatannya terhambat
dipelabuhan, coba bayangkan, diberi gratisan
saja masih mau lebih, apalagi yang bayar, sungguh keterlaluan aparat kita ini. Sampai
sampai Pak Imam Prasojopun gemas bukan main, membuat malu bangsa Indonesia.
Padahal presiden sudah mencanangkan dwelling time dipelabuhan
Tj Priok hanya 2 hari, tapi ini sampai 2 bulan dan dikenakan denda pula yang
mencapai ratusan juta rupiah. Untunglah menteri PUPR bersedia membayar denda
tsb.
Memang bertolak belakang, Toni Ruttiman seorang asing sampai
mengorbankan jiwa raga dan hartanya untuk turut membangun Indonesia yang gemah
ripah loh jinawi ini. Kekayaan alam yang
melimpah menghasilkan banyak konglomerat, namun para konglomerat ini
juga tidak tahu diri, dengan menyimpan uangnya di bank luar negeri.setelah
presiden mengeluarkan tax amnesty mereka rupanya mulai sadar untuk membayar
pajak melalui pengampunan pajak. Kewajiban saja susahnya setengah mati,
apalagi yang sifatnya seperti Toni Ruttiman diatas, apa mereka mau?.
Bangsa Indonesia yang beraneka ragam suku, budaya, bahasa dan
beraneka raga pula makanannya ternyata memiliki satu sifat yang sama, enggan
membayar pajak,dan enggan untuk membantu yang lemah. Padahal pajak untuk membangun bangsa, baik untuk membangun
infrastruktur seperti jembatan yang dibangun Toni Ruttiman maupun jalan jalan
dipelosok Indonesia. Kalau dihitung jumlah jembatan yang dibangun sudah
mencapai 61 jembatan diseluruh Indonesia, berapa uang yang dikeluarkan oleh
Toni Ruttiman seorang tsb?. Milyardan bukan?, masih sangat kecil dibanding
kekayaan konglomerat Indonesia.
Kalau kemarin kemarin Christiano Ronaldo dan Valentino Rossi
menantang konglomerat Indonesia dalam bidang pembinaan olah raga tanah air,
maka sekarang ada penantang lagi seorang Toni Ruttiman yang menantang
konglomerat Indonesia dibidang pembuatan jembatan bagi penduduk miskin dipelosok Nusantara. Beranikah
para konglomerat Indonesia untuk melawan prestasi Toni Ruttiman membuatkan
jembatan disungai sungai di Indonesia didaerah terpencil yang masih banyak
mebutuhkan uluran tangan anda??. Semoga bro ya.....
Saya atas nama pribadi dan rakyat Indonesia (he..he..he..) menyampaikan
rasa terima kasih yang dalam kepada Toni Ruttiman dan para pembantunya yang
dengan susah payah membuatkan jembatan bagi saudara saya di pelosok tanah air,
semoga Toni Ruttiman tidak jadi mengakhiri program jembatannya di Indonesia,
tetapi semakin banyak jembatan yang dibangun di Indonesia, dan semoga kasus di
pelabuhan Tj Priok ini membuat aparat menjadi sadar bahwa, bisa dipermudah
kenapa mesti dipersulit, yang rugi ya bangsa kita sendiri
Bravo Toni Ruttiman....
No comments:
Post a Comment