Friday, September 16, 2016

MUNGKINKAH PDI-P..........



MUNGKINKAH PDI-P MENGUSUNG DUA CALON
DALAM PILKADA DKI JAKARTA?

Image result for mega bingung
Sebentar lagi pendaftaran calon gubernur 
 dan wakil gubernur pada Pilkada DKI Jakarta akan dibuka pada tanggal 21 September 2016. Suasana panas menjelang pilkada tsb memunculkan polemik dari satu ruang keruang lainnya, dan yang menjadi sasaran umumnya Ahok, sang petahana. Ruang terakhir yang muncul adalah khotbah tokoh nasional reformasi pada sholat Idul Adha di masjid Sukapura di jakarta Utara.
PDI-P sebagai pemenang pemilu di jakarta yang memiliki 28 kursi, sampai saat ini diam seperti diamnya ketua umumnya, peribahasa diam berarti emas, sering dibuktikan pada pilkada pilkada sebelumnya.
Mungkinkah sikap diam ini akibat berpikir keras, sebagai bentuk kebimbangan menyikapi silang pendapat ditubuh partai itu diantara petinggi partainya, ada yang alergi dengan petahana tetapi ada juga yang mendukung petahana, dua duanya relatip seimbang suaranya, dan sudah dibaca publik. Walaupun mereka nantinya juga akan tunduk dengan keputusan ketua umumnya.
Berbagai tokoh disandingkan diantara politisi yang dianggap berhasil, seperti ahok-jarot, risma-jarot, risma- yoyok dll yang menambah semaraknya pilkada DKI kali ini. Karena calon calon yang dimunculkan sudah termasuk calon generasi berikutnya,yaitu generasi “Supersemar” yang lahir sekitar awal pemerintahan presiden Soeharto.
Calon calon lainnya yang muncul dari parpol lain, seperti Sandiaga Uno, seperti tertelan berita PDI-P. Dan calon yang sudah uzur hanyalah Yusril, tetapi belum memiliki tunggangan parpol, walaupun kemungkinan bisa diusung parpol yang belum memiliki calon. Yusril memiliki bobot untuk bertempur melawan petahana, karena memiliki track record yang cukup memadai untuk melawan petahana.
PDI-P yang ditunggu tunggu, baik oleh parpol lainnya termasuk petahana, seakan akan pilkada DKI hanyalah pilkadanya PDI-P. Jadi siapapun yang ditunjuk PDI-P dialah yang akan menjadi Gubernur DKI.
Oleh karena itu, PDI-P sedang menimbang nimbang,akankah mengikuti hasil survey yang menempatkan ahok sebagai peringkat pertama elektabilitasnya,ataukah menisbikan hasil survey dengan mengusung calon lainnya seperti Jarot-Risma  atau Risma-Jarot. Ataukah mungkin PDI-P mengusung dua calon ahok-jarot dan jarot –risma sekaligus?;
Jika mungkin, maka jika ahok yang menang, maka PDI-P akan berbagi kekuasaan dengan parpol pendukung ahok lainnya seperti golkar, hanura dan nasdem.tapi jika Jarot-risma yang menang maka PDI-P akan menjadi pemegang kekuasaan tunggal. Apa mungkin dalam sistem politik pilkada parpol memasang  dua kadernya maju???
Yang jawab tentunya para politisi...ya bro........aku ora melu melu....
  

No comments:

Post a Comment