GURU KENCING BERDIRI
APA MURID KENCING
BERLARI ???.
Itulah peribahasa yang cocok untuk berita besar pagi ini,
dengan ditangkapnya ketua DPD RI, Irman Gusman yang sudah dinyatakan sebagai
tersangka kasus impor gula di Sumbar tahun 2016. DPD adalah sebuah lembaga tinggi negara yang anggota anggotanya mendapat sebutan keren, Senator, (kalau di luar
negeri).anggota DPD mewakili rakyat secara independen non partisan. Namun kenyataannya
banyak mantan anggota parpol yang kemudian melompat menjadi anggota DPD.
Sungguh peristiwa pagi ini, membuat kejutan dan apresiasi terutama kepada KPK yang benar
benar bhekerja memberantas korupsi dengan optimal, sehingga ternyata banyak
musang berbulu domba yang tertangkap tangan dengan hasil tangkapan yaqng besar,
baik uangnya maupun orangnya.
Bagaimana generasi muda melihat contoh contoh yang
ditunjukkan generasi sebelumnya yang menjadi panutan masyarakat luas. Seperti guru
yang kencing berdiri, apakah muridnya kencingnya sambil berlari?.
Ditengah kencangnya suara perang terhadap korupsi, ternyata
masih ada jugas yang berani untuk menyelinap melakukan tindakan tercela itu. Merfeka
tidak peduli dengan kondisi masyarakat yang merintih rintih setiap hari berusaha
mengisi perutnya. Harga daging yang tinggi saja masyarakat sudaqh menjerit
pilu, apalagi melihat panutan di republik ini berbuat korupsi. Sungguh akian
kemana negeri indah ini akan dibawa para petinggi yang korup.
Sementara petinggi yang benar benar berbuat untuk rakyatnya,
kadang dicurigai sebagai cara terselubung untuk menguntungkan segolongan
lainnya yang memiliki kekayaan.
Sudah banyak rupanya hasil taqngkapan KPK, namun hampir semua
yang ditangkap kebanyakan berada di jakarta, setitik wilayah di Indonesia yang
luas. Sementara didaerah yang tersebar
luas kurang kedengaran berita korupsi. Hanya beberapa daerah yang mencuat,
namun secara umum adem ayem saja. Apakah hal ini mengindikasikan amar makruf
nahi munkar aparat daerah terhadap tindakan korupsi, ataukah KPK tidak memiliki
tangan sakti didaerah.
Apabila dilihat umur para koruptor, umumnya mereka lahir dan
mengenyam pendidikan semasa zaman Orde baru dibawah kepemimpinan Presiden
Soeharto. Dimana pada masa tsb, kebijakan ekonomi mengemuka, sehingga
pendidikan politik praktis kurang diperhatikan. Akibatnya anak muda dijejali
pengaruh liberalisme yang mendewakan materi yang banyak. Hasilnya bisa dilihat
saat ini, dimana aparat tidak takut
kepada ancaman akibat korupsi.
Saya sempat baca distasiun televisi swasta, bahwa KPK akan
bertindak lrbih kejaqm terhadap para koruptor. Memang cara inilah yaqng harus
diterapkan agar para koruptor keder untuk melaksanakan aksinya, agar generasi
penerus tidak terkontaminasi.
Pendidikan politik memang harus dilakukan, seperti pendidikan
mental Panca Sila, pendidikan anti korupsi, pendidikan anti narkoba,
pendidikan anti sex bebas dsb ,untuk
menciptakan generasi penerus yang
bermental baik dan berakhlak mulia sesuai agama masing masing.
KPK harus memiliki kantor kantor disetiap minimal ibukota
Propinsi yang akan memantau aparat di propinsi ybs.
Demikian menyambut
hasi lkerja KPK yang telah menangkap ikan kakap, walaupun ikan tsb sedang
melahap teri....kalau guru kencing berdiri, maka muridnya janganlah kencingnya
berlari...ntar celanamu basah loh...ya nggak bro...!!!. .
No comments:
Post a Comment