Sunday, November 13, 2016

MENGATASI BANJIR DI.....



MENGATASI BANJIR DI KUDUS.
Hasil gambar untuk banjir di kudus hari iniHasil gambar untuk bupati kudus 2016


Kudus adalah kota kecil yang memiliki potensi luar biasa dibidang ekonomi bagi kesejahteraan warga kotanya. Kota kecil diutara jawa tengah ini, merupakan kota industri rokok terbesar di Indonesia, kota tempat percetakan terbesar di Asia tenggara, dan kota wali dimana disana ada dua makam walisongo. Secara geografis, kudus bagian selatan arah tenggara, sering diberitakan terkena musibah banjir di musim hujan seperti sekarang ini. Daerah parah seperti karang rowoadalah langganan banjir, sehingga merugikan petani disana.
Hal ini cukup mengundang kontradiksi, karena kudus disatu sisi adalah kota yang dinamis dari sisi ekonomi, tetapi langganan banjir didipinggirannya, yang kebetulan dekat sungai yang menjadi perbatasan dengan kabupaten Demak.
Kenapa pemerintah kabupaten Kudus tidak mampu mengatasi daerah banjir diwilayahnya?, apakah tidak mampu APBD nya menanggulangi banjir diwilayah itu?
Saya kira pemerintah daerah harus menjadikan banjir ini sebagai slah satu prioritas sehingga bisa meningkatkan potensi wilayah untuk pengembangan pembangunan dikudus. Saya mengusulkan agar , apabila harus dilakukan proyek multi years, maka dibuat bertahap antara lain, seperti :
1.       Pengukuran dan pemetaan topografis wilayah terdampak banjir, sebagai proyek tahun pertama, sehingga dapat diketahui daerah daerah yasng rendah dan daerah tinggi secara matematis dan pasti. Dengan hasil pengukuran topografis ini, wilayah genangan dengan volumenya bisa dihitung dan diketahui dengan pasti. Dari perhitungan selanjutnya, dapat dihitung penimbunan daerah itu agar tidak lagi terjadi banjir.
2.       Bersamaan dengan pelaksanaan pengukuran itu, sungai disebelahnya yang berbatasan dengan kabupaten Demak, dilakukan revitalisasi dan pengerukan agar air bisa lebih lancar apabila musim hujan tiba, sehingga tidak meluap kesekitarnya. Pengerukan sebaiknya sepanjang kali itu sampai perbatasan kudus dengan kabupaten lainnya. Tapi mungkin ini bukan kewenangan pemerintah daerah, tapi bisa diusulkan proyeknya kepihak berwenang.
3.       Apabila tidak memungkinkan adanya penimbunan, maka kemungkinan dilakukan transmigrasi kepada penduduknya dan daerah itu dijadikan daerah resapan atau danau untuk wisata pancing maupun olahraga air. Bisa juga untuk budidaya ikan air tawar  yang bisa menghasilkan untuk kas pemerintah daerah. Didanau itu juga bisa dibangun lokasi wisata domestik untuk warga berekreasi dihari libur, dengan mengutip retribusi bagi pengunjungnya.
4.       Kalau penduduknya tidak mau ditransmigrasikan, bisa dicoba dengan konsolidasi tanah, dimana disitu dibuat kapling perumahan untuk warga setempat ditempat yang bisa dibangun setelah ditimbun, sedang tempat lain yang tidak mungkin ditimbun dijadikan danau, melalui pembebasan tanah. Mata pencaharian penduduknya dialihkan kepada keahlian tertentu, atau menjadi nelayan ikan dengan membuat keramba ikan didanau yang akan dibuat.
5.       Sosialisasi memegang peran penting, terutama dari aparat pemerintah daerah terkait, tokoh masyarakat setempat dan yang tidak kalah penting adalah biaya dari pemda setempat, mampukah pemda melakukannya....???. bagipemda ini adalah kerja besar untuk mengangkat nama pejabat dan kota kudus. Kalau hanya bangun jembatan, memperbaiki jalan yang rusak itu adalah rutinitas yang biasa. Yang luar biasa adalah apabila pemda mampu membuat sesuatu yang luarbiasa seperti mengatasi banjir kudus.
Demikian bro masukan untuk kota tercinta, detailnya tentu pemda lebih tahu, ini Cuma ide melihat keprihatinan banjir di kudus. Terima kasih bro.......

No comments:

Post a Comment