Friday, December 23, 2016

LANDREFORM VS KERETA API....

Hasil gambar untuk KERETA CEPAT
Hasil gambar untuk KERETA CEPAT
Hasil gambar untuk PETANI GUREM
 LANDREFORM VS KERETA API CEPAT.
Saya sudah beberapa kali menulis mengenai landrefrom yang terdapat daslam nawacita presiden Jokowi. Disitu tertulis kurang lebih untuk mensejahterakan rakyat Indonesia, pemerintahan Jokowi akan melaksanakan landreform tanah seluas 9 juta hektare. Angka yang melebihi sejuta hektare zaman pak harto, tetapi masih dibawah angka revitalisasi lahan pertanian 12 juta hektare era SBY. Setelah dua tahun pemerintahan Jokowi, tidak terdengar kiprah persiapan melaksanakan landreform 9 juta hektare, tetapi yang gemuruh justru bunyi kereta cepat jakarta bandung senilai 5,5 milyard US Dolar atau sekitar 70 trilyun rupiah, kemudian jakarta Surabaya  yang konon akan menghabiskan dana 80 trilyun rupiah, sehingga total dana untuk kedua kereta cepat tsb mencapai 150 trilyun rupiah. (kalau satu lembar uang rupiah senilai 100 ribu, maka akan menghabiskan 1.500.000.000 lembar??, bayangkanlah uang sebanyak itu).
Bagaimana pula anggaran yang diperlukan untuk melaksanakan landreform tanah seluas 9 juta hektare?. Saya mencari diinternet, tetapi belum mendapatkannya.
 Kepala Badan Restorasi Gambut Nazir Foead menjelaskan saat ini pihaknya sudah melakukan penghitungan. Menurut hitungan oleh Bank Dunia, dana yang dibutuhkan untuk merestorasi lahan gambut berkisar Rp 6-36 juta per hektar.

"Htungan kawan-kawan dari Bank Dunia dan Center for International Forestry Research, per hektare, ini biaya macam-macam ya, tidak hanya sekat kanal saja, tapi juga macam-macam. Total semua, mulai dari sosialisasi dan lain-lain, dari Rp 6-36 juta per hektare. Kalau ada dua juta hektare dikali Rp 6 juta, lumayan, bisa Rp 12 triliun," kata Nazir.

Namun mengambil jalan tengah. Yakni anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp 12 juta per hektar
. (detik.com)
Hitungan kasar saya kalau landreform per hektare mencapai 15 juta, maka 9 juta hektare menelan biaya 135.000.000.000.000 (135 trilyunan). Benar tidaknya angka itu tergantung dari tanah yang akan diredistribusi itu tanah siapa, kalau tanah negara, tentu biayanya akan jauh lebih kecil, dibanding kalau menguasai tanah kelebihan batas maksimum milik masyarakat. Bagaimana pula segi manfaat kereta cepat dengan landreform?
Kereta api cepat hanya untuk perjalanan sebagian masyarakat dari jakarta ke bandung dan Surabaya serta sebaliknya. Apakah Indonesia ini hanya tiga kota itu?, tentu tidak ya. Apa dampak yang diperoleh dengan adanya kereta cepat ini bagi mayoritas rakyat Indonesia?. Tentu banyak, namun tidak signifikan untuk mengangkat kesejahteraan masyarakat miskin yang kebanyakan petani gurem. Lagian sudah ada pesawat terbang, kereta api yang lebih lambat, bus dan angkutan pribadi. Apakah ini bisa disebut proyek non nawacita?,proyek mercu suar, proyek pencitraan???
Kalau 9 juta lahan dibagikan kepada petani, maka dampaknya adalah pingkatan kesejateraan rakyat secara menyeluruh, produk pertaniuan meningkat, petani sejatera, harga komoditas menurun. Indonesia bisa swa sembada pertanian dll. Biaya landreform yang pasti vmasih lebih murah dibanding biaya kereta cepat itu, namun manfaatnya akan luar biasa bagi kesejahteraan rakyat Indonesia.
Lagian landreform ada didalam nawacita presiden, sedang kereta cepat tidak ada dalam nawacita. Mana yang lebih prioritas?. Tentu presiden lebih tahu. Saya kira presiden belum mau masuk menangani landreform ini, karena presiden tahu betapa sulitnya melaksanakan landrefrom, terbukti dua presiden sebelumnya yang notabene lebih senior ternyata gagal mewujudkan program landreform ini. Kegagalan landreform sebelumnya tentu harus diketahui penyebabnya, presiden harus tahu itu. Padahal presiden tahu bahwa kunci keberhasilan pembangunan yang mendasar adalah landreform, yaitu pemerataan kepemilikan tanah.  Kita tunggu landreform nawacita, apakah berhasil atau akan mengalami nasib yang sama dengan proyek landreform sebelumnya. Begitu bro kira kira landreform yang berorientasi kepada “wong cilik” dengan kereta cepat  yang berorientasi kepada menengah atas.Yabro...          

No comments:

Post a Comment