BUAH AKAN JATUH TIDAK JAUH DARI POHONNYA.
Ungkapan bahasa Indonesia,
menunjukkan bahwa, perilaku seorang anak tidak akan jauh dari watak orang
tuanya. Misalnya orang tuanya berperilaku baik, maka anak anaknya akan meniru
sikap orang tuanya itu. Dalam pemerintahan juga demikian, jika bapaknya seorang
polisi, tidaksedikit sang anak mengikuti jejak orang tuanya menjadi seorang
polisi. Bapaknya seorang pegawainegeri, anjaknya juga ada yang bercita cita
mengikuti jejak orang tuanya.
Dibidang politik juga demikian,
anaknya seorang politikus, karena mengikuti jejak orang tuanya. Dalam lingkup
yang besar, misalnya hukum pidana kita pada mengikuti hukum pidana Belanda,
kemudiansedikit demi sedikit diubah sesuaqi perkembangan zaman. Demikian pulaq
dalam hukum tanah yang samapai sekarang masih berlaku, adanya Hak Milik, Hak
Guna bangunan,Hak Guna Usaha maupunHak pakai, semua mengikuti jen is hak
seperti hukum belanda, seperti yang terdapat
dalam BW buku kedua.
Rupanya program pemerintah, juga demikian, dulu zaman
Orba ada proyek pencetakan sawah seluas sejuta Hektare di kalimantan, yang
berita nya sampai sekarang tidak ketahuan keberhasilannya. Zaman pemerintahan
SBY juga ada wacana revitalisasi tranah pertanian seluas 12 juta hektare, yang
realisasinya juga tidak jelas, maka sekarang dengan nawacita presiden Jokowi
mencanangkan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat melalui program landreform
seluas 9 juta hektare. Jadi program
redistribusi tanah 9 juta hektare ini adalah program ketiga dari tiga presiden,
dimana kedua program terdahulu mengalami kegagalan, akankah program nawacita
ini bisa berhasil?. Logika nya, jika pemerintah serius melaksanakan program
ini, maka program lain yang tidak ada dalam nawacita sebaiknya ditunda dulu. Contoh
yang jelas adalah pembangunan kereta cepat jakarta bandung maupun jakarta
Surabaya. Tanpa program inipun orang Jakarta bandung maupun Surabaya, bisa ke
jakarta dan sebaliknya menggunakan moida angkutan lainnya yang sudah ada,
seperti pesawat terbang, kereta api maupun angkutan lainnya.lebih baik (menurut
saya) biaya program itu dihunakan untuk membangun program nawacita seperti
landreform 9 juta hektare tanah itu. Program ini harus segera dimulai secara
menyeluruh yang melibatkan instansi terkait, seperti Badan Pertanahan nasional/Kementerian
Agraria, kehutanan, pemerintah Daerah, pertanian, tenaga kerja.
Proyek raksasa ini cukup
ambisius, karena kesiapan data kementerian terkait belum jelas sementara waktu
pemerintahan presiden tinggal tiga tahun lagi, kecuali akan terpilih kembali
pada 2019 yang akan datang. Dimana ada tanah seluas 9 juta hektar yang siap
dibagi?. Presiden sudah harus memiliki data tsb ditiap propinsi maupun tiap
kabupaten, apakah tanah itu berasal dari penguasaan tanah batas kelebihan maksimum,
atau dari tanah absentee, atau bekas HGU yang telantar atau tanah kehutanan
yang masih berupa hutan yang bisa dikonversi. Apakah calon petani penerima
redistribusi sudah ada data akurat ataukah
belum?, apakah sudah tersedia anggaran pelaksanaan landreform tsb. Oleh karena
itu biaya kereta cepat yang trilyunan apa tidak lebih baik dialihkan ke program
landreform ini?, atau undang investor baru untuk menggarap proyek pencetakan sawah
baru seluas 9 hektare tsb. Kalau melihat judul diatas, kelihatannya proyek
landreform 9 juta hektare akan mengalami nasib seperti proyek terdahulu jika
tidak dilaksanakan sejak dini secara bertahap. Salah satu yang sudah
dilaksanakan adalah pembagian tanah di batang tempo hari, namun luasannya hanya
beberapa ratus hektare, masih sangat jauh dari angka 9 juta hektare,
Pertanyaannya mampukah presiden
keluar dari ungkapan diatas terhadap program landreform yang sudah dijanjikan
kepada rakjyat.
Demikian analisa pinggir jalan,
terhadap program landreform pemerintah saat ini,mampukah kutukan ungkapan ini
tidak berlaku kali ini, artinya program landreform presiden tidak mangkrak
seperti revitalisasi 12 juta hektar lahan pertanian atau proyek sejuta hektare?
. ayo bro taruhan.......
No comments:
Post a Comment