JIKA AKU MENJADI
GUBERNUR JAKARTA.
(Mengatasi Banjir Dengan
Melakukan Penggalian dan Penimbunan)
Sudah beberapa
kali gubernur DKI Jakarta berganti orang , namun masalah banjir tetap menjadi
pekerjaan rumah yang tidak pernah selesai. Setiap banjir terjadi, yang menjadi
sasaran adalah banjir kirman dari bogor, membuang sampah tidak pada tempatnya,
Jadi hanya bisa mencari kambing hitamnya saja, tanpa ada solusi yang baik untuk
menghentikan banjir ini. Jokowi yang dijagokan pun blum tuntas tugasnya, sudah
pergi meninggalkan jakarta. Dan sekarang saatnya masalah banjir segera
ditangani secara revolusioner oleh penerusnya yaitu Ahok. Masa jabatan Ahok
yang tinggal sekitar 3 tahun lagi, dirasa tidak akan dapat menyeleaikan masalah
banjir ini, jika tidak secara revolusioner, melakukan terobosan yang mumpuni. Kita tahu, anggaran
DKI yang besarnya sekitar 73 trilyun, belum mampu menyelesaiak banjir. Maka satu
satunya langkah revolusioner adalah dengan menyerahkan kepada konsorsium swasta
dengan imbalan menarik. Maka langkah itu adalah sebagai berikut.
1. 1.. Buat
peta countur/peta topografi sekitar 2 km
sisi kali kiri dan kanan Ciliwung. Dari peta topografi itu, dapat direncanakan
membuat waduk yang jumlahnya sekitar 10 waduk dengan luas tiap waduk sekitar 100
Ha atau 1 Km2.,dengan kedalaman sekitar 10 m2. Sehingga dapat menampung
sekitar 100 juta m3 air. Buat
perencanaan waduk dengan baik, yang akan menjadi sarana pengendalian banjir jakarta, tempat
budi daya ikan air tawar, pembangkit listrik, wisatawan domestik dsb.
2. Buat
perencanaan yang matang mengenai urugan tanah di pantai utara Jakarta, termasuk
rencana master plan tanah baru nantinya, dengan perencanaan konsursium pengembang,
yang tanahnya berasal dari galian waduk.
3
2. Seminarkan
rencana komprehensif ini dengan mengundang ahli ahli dibidangnya, dengan
melibatkan pemda jawabarat dan banten, profesor2r kampus dsb.
4. Tanah
galian waduk jangan dibuang begitu saja, tetapi untuk mereklamasi pantai utara
jakarta, sehingga akan dapat ditimbun laut menjadi daratan baru seluas kurang
lebih 1000 hektare. Tanah inilah yang sebagaian
besar akan diberikan kepada konsursium pengusaha sebagai kompensasi biaya
pembuatan waduk dan sarana/prasarana nantinya.
5. 3. Libatkan
PT Kereta Api Indonesia untuk mengangkut tanah dari galian waduk ke pantai
utara Jakarta.agar mengurangi ceceran tanah galian di jalan jalan raya.
6. Pembebasan
lahan menjadi faktor penentu keberhasiilan proyek ini, sehingga perlu prioritas
dari pemerintah untuk memperhatikannya, agar tidak disalahgunakan oleh para
spekulan tanah. Namun karena uangnya berasal dari pengembang, maka tidak
membebani APBD maupun APBN.
7. Dengan
cara demikian, diperkirakan dalam waktu 3 tahun sudah dapat dilihat hasilnya
bahwa banjir tidak lagi menerjang wilayah DKI Jkarta, karenaair ditampung di
waduk waduk disekitar kali ciliwung. d
8. Daripada
membeli teknologi luar negeri dengan
membuat terowongan “deep tunnel”, akan menghamburkan biaya yang tidak
sedikit, belum biaya pemeliharaannya/operasionalnya, dan uang pembelian akan
mengalir keluar negeri pmilik deep tunnel. Berbeda kalau melalui pembebasan lahan, uang tetap
dinikmati warga sendiri.
Masalah lain yang menghantui,
adalah kemacetan lalu lintas. Banyak wacana yang sudah disampaikan para ahli,
namun macet tetap menjadi santapan warga Jakarta sehari hari. Wacana
seperti jalan berbayar, larangan
spedamotor melewati jalan protokol, sistem ganjil genap dsb seperti tidak mampu
mengatasi kemacetan ini. Untuk mengatasi kemacetan lihat selanjutnya...
No comments:
Post a Comment