KREDIT TANPA AGUNAN.
IBARAT MANUSIA
BERJANTUNG GANDA.
Ditengah neo liberalisme yang kuat, bahwa manusia
semakin memiliki kemampuan negatip untuk mengaktualisasikan niatnya, baik niat
baik maupun niat buruk, terutama di kota kota besar , yang menjadi pintu masuk
modernisasi ala barat, seperti dekadensi
moral, baik moral dalam tindakan sopan santun, etika, ingin cepat kaya dengan
berbagai cara, mencuri ,merampok dsb. Jadi liberalisme menimbulkan efek negatip
terutama terhadap kebudayaan timur yang mengutamakan sopan santun dan etika,
kerja keras dan jujur dalam bertindak, yang dilandasi oleh keagamanan yang
kuat, sehingga kokoh terhadap gelombang kesulitan dan hantaman moral dari luar.
Hal ini terutama masih kelihatan di masyarakat pedesaan, yang masih memperlihatkan kegotongroyongan yang kuat,
etika yang kuat, dan kerja keras yang kuat, walaupun modernisasi mulai masuk ke
desa desa, namun masih b isa ditangkal oleh faktor agama masyarakatnya dan adat
ketimurannya.
Di kota kota, sebagai hasil
urbanisasi masyarakat, kehidupan masyarakat kecil cukup memprihatinkan. Mereka
datang ke kota karena bisa jadi sudah mulai kesulitan untuk menggarap lahan
pertaniannya, karena banyak didesa yang merupakan buruh tani tanpa tanah.
Banyak tanah pertanian yang tandus karena tiadanya sistem irigasi yang baik,
didesa desa. Musim yang panas tanpa adanya musim hujan yang memadai, hutan yang
sudah mulai habis, tanpa ada reservasi air hujan di hutan hutan.
Mereka datang ke kota juga karena
melihat keberhasilan tetangga yang berjuang di kota tanpa mendalami
pekerjaannya di kota, banyak juga yang mendaftar jadi TKW keluar negeri, dan
mulai terkikisnya budaya timur yang selama ini diagungkan. Beban hidup dikota
juga berat, dan pekerjaan harus mengandalkan ijazah yang tinggi, yang tidak
mungkin bisa diandalkan oleh warga urban dari desa. Mefeka ngontrak, atau
memanfaatkan lahan kosong, entah milik siapa, kemudian memiliki sambungan
listrik yang mungkin juga ilegal, yang
kemudian juga menimbulkan masalah sosial, maka salah satunya adalah dengan
menjadi pedagang kecil, yang tentunya juga perlu modal kerja.
Koperasi sebagai penyedia modal
rakyat kecil, dilapangan harus bersaing dengan para rentenir yang menerapkan
bunga tinggi, sehingga semakin mempersulit kehidupan masyarakat urban. Koperasi
adalah satu satunya lembaga resmi yang independen yang melayani kebutuhan
kredit masyarakat kecil, bahkan tanpa agunan. Kredit itu diberikan hanya
berdarkan KTP/KK peminjam dengan survey lapangan untuk mencocokkan data. Namun
kredit tanpa agunan cukup sulit dan banyak kendala yang dihadapinya sewaktu
menagih angsuran peminjam. Penyebabnya antara lain :
1. Masyarakat
kecil semakin sulit kehidupannya, karena
daya beli masyarakat sekitar juga menurun, yang dipicu antara lain kebijakan
pemerintah yang kadang tidak memihaknya, seperti kenaikan Gas/BBM. Barang
barang modal merangkak naik.
2. Pegangan keagamaan masyarakat kecil sebagian
mulai terkikis oleh neo liberalisme yang semakin kuat. Akibatnya, mental
masyarakat mulai terkikis, maka muncullah berbagai kejahatan sampai nyawa
melayang. Seperti begal yang akhir akhir ini merebak.
3. Sebagian
peminjam sudah semakin nekad dengan meminjam koperasi dan berkolusi dengan
petugasnya/atau tanpa kolusi tapi sudah ada niat buruk, yang akhirnya begitu pinjaman cair, mereka
kabur tanpa bisa dilacak lagi.
4. Dan
masih banyak lagi penyebabnya, misalnya, mereka disamping meminjam kepada
koperasi juga berutang kepada rentenir, minjam ke koperasi lainnya dengan waktu
yang relatip sama,minjam tetangga dsb, akibatnya pinjaman menumpuk.
Maka pinjaman tanpa agunan saat
ini belum waktunya dikucurkan oleh koperasi, terutama dikota kota besar, yang
masyarakatnya cenderung tidak ramah,temperamental, dan tidak tertib, kecuali koperasi tersebut memiliki
“jantung ganda”. Untuk bisa memiliki jantung ganda, maka koperasi perlu
memiliki rasa tanggungjawab memajukan nasabahnya/peminjam, yang umumnya mereka
adalah minim pendidikan formal, dan kerja hanyalah untuk makan hari ini.
Maka upaya yang perlu dilakukan
koperasi agar bisa memiliki jantung ganda, antara lain :
1. Melakukan
pembinaan pasca pemberian kredit, dengan sosialisasi cara hidup yang
berdisiplin, misalnya dengan membuatkan pembukuan sederhana, yang setiap
minggu/ bulan diperiksa oleh petugas
koperasi ybs. Kredit macet selama ini terjadi kaena kemungkinan pemasukan lebih
kecil dari pengeluaran nasabah. Hal ini akibat dari survey dan analisa kredit
yang asal asalan. Cara lain adalah dengan menempatkan celengan dirumah nasabah,
dengan kewajiban mengisi celengan itu setiap ada uang. Celengan hanya bisa
dibuka oleh petugas koperasi. Jika pada saat penagihan dilakukan, celengan
tidak terisi, maka ada indikasi keidaktertiban nasabah membayar pinjaman.
2.
Mendekatkan hubungan silaturahmi nasabah
pinjaman dengan koperasi ybs, melalui”
temu nasabah” secara periodik, misalnya dua bulan sekali agar terjadi
saling bertukar pengalaman, sesama nasabah. Kalau perlu membentuk persatuan
nasabah koperasi A. Kegiatan ini semestinya difasilitasi dari sebagian bunga
pinjaman yang terkumpul. Pada saat itu, petugas dengan cermat mencatat
kesulitan nasabah untuk dicarikan jalan keluarnya. Selama ini Koperasi hanya memberikan kredit lalu menagih dan mengejar
nasabah, tanpa mau tahu bagaimana nasabah berupaya meningkatkan harkat
hidupnya.jadi tidak ada pembinaan yang terstruktur.
3.
Oleh karena jumlah nasabah bisa mencapai
ratusan atau ribuan orang, maka perlu dibentuk “forum nasabah” untuk memanfaatkan beberapa nasabah yang mau
bersama sama untuk mengangkat harkat dan martabat seluruh nasabah. Hal ini
perlu dipikirkan agar kredit yang jumlahnya milyaran tidak sia sia dan bisa kembali
dengan selamat, karena uang yang dipinjamkan adalah uang nasabah simpanan, yang
notabene juga masyarakat sekitar yang lebih mampu.
4.
Memberlakukan buku harian terhadap petugas lapangan
koperasi atau marketing koperasi, baik simpanan maupun pinjaman, agar diketahui
kemana mereka selama bertugas dilapangan. Catat dibuku itu, nama pihak yang
dikunjungi, nomor Hp nya, uraian singkat maksud kunjungan dan hasilnya. Tiap
saat dilakukan evaluasi oleh atasan/pimpinan koperasi. Hal ini membantu
pembinaan disiplin kerja petugas, untuk meminimalisir waktu yang terbuang
percuma. Dan masih banyak lagi ide untuk memajukan koperasi agar memiliki
jantung ganda. Terima kasih.
No comments:
Post a Comment