AL QUR’AN DIGITAL
DIMASJID MASJID DI INDONESIA.

Setiap kita memasuki masjid,
pasti tersedia buku AL Qur’an yang disediakan masjid untuk dibaca para jamaahnya. Keadaan ini menggambarkan bahwa
setiap orang yang memasuki masjid diasumsikan sebagai orang yng telah
pandai membaca Al Qur’an, sehingga tinggal mengambil Al Qur’an untuk dibacanya.
Dari pengamatan saya di masjid masjid, bahwa jarang orang yang masuk masjid membacaAl Qur’an, mereka
masuk masjid kebanyakan untuk sholat fardhu maupun sunat. Hal ini menimbulkan
pertanyaan saya, apakah mereka yang masuk masjid untuk sholat, kenapa jarang
yang membaca Al Qur’an. Seakan akan Al Qur’an hanya sebagai kelengkapan masjid.
Ada beberapa kemungkinan bahwa orang di masjid jarang menyentuh Al Qur’an
antara lain menurut pandangan saya :
1. Sudah
banyak orang yang memiliki handphone yang mengakses pada internet, sehingga
mereka cukup menggunakan handphone nya untuk membaca Al Qur’an.
2. Keinginan
orang untuk baca Al Qur;an di masjid pada saat setelah sholat, seperti diburu
waktu kerja, sedang kalau malam ke masjid ingin cepat kembali kerumah, jadi
niat untuk membaca Al Qur’an di masjid masih belum kuat, seperti orang kalau
membaca suratkabar.
3. Tetapi
mungkin juga orang yang masuk masjid sebenarnya masih belum mampu membaca Al
Qur’an dengan tajwid sesuai aturan membaca al
qur’an, sehingga merreka merasa malu atau takut menyentuh alqur’an. sementara
untuk belajar melalui guru, mereka merasa sudah umur, dan waktu yang habis
untuk urusan dunia.
4. Setiap
khotbahnya para penceramah di masjid menganjurkan untuk membaca dan memahami Al
Qur’an. Tetapi masjid belum terpikir untuk menyediakan Al Qur’an untuk sebagian
golongan mereka yang belum mampu membaca sesuai tajwidnya, dan sudah berumur
sehingga mereka juga mungkin malu atau untuk mendatangkan guru kerumah, juga
perlu menyediakan sekedar pengganti bensin ustadnya, yang biasanya tidak ada
tarif yang dipatok ustadz, tetapi juga faktor ewuh pakewuh.
5. Dan
lain lain faktor yang pada intinya bagaimana cara masjid benar benar menjadi
tempat yang nyaman bagi semua golongan muslim untuk belajar membaca Al Qur’an
dan memahaminya dengan benar.
Pada masasekarang ini, dimana
kemajuan teknologi telah pesat dan memasuki berbagai kehidupan termasuk kehidupan
beragama di Indonesia, kiranya para pengurus dewan kehormatan masjid/DKM bisa
menyediakan fasilitas terkini dalam membantu jamaah masjid nya untuk mengakses
kemajuan teknologi dalam membaca Al Qur’an, baik melalui wifi internet maupun
menyediakan Al Qur’an digital yang banyak disediakan di toko toko buku atau
mall mall.
Uang sumbangan jamaah yang setiap
hari masuk kas masjid, jangan hanya digunakan untuk merenovasi masjid menjadi
bagus saja, tetapi juga kemampuan jamaahnya juga diperhatikan, agar seluruh jamaah
bisa membaca dan memahami Al Qur’an melalui sarana yang sesuai jamaahnya. Kalau
semua orang sekitar masjid memahami Al Qur’an. Baik bacaannya maupun artinya,
maka sejahteralah masyarakat sekitar masjid.
Bagaimana menjaga Al Qur’an
digital itu aman dari kemungkinan hilang karena tangan tangan jahil?. Memang tidak
semua orang yang ke masjid memiliki niat menghadap Tuhan, tetapi ada juga satu
satu yang mmanfaatkan situasi untuk mengambil yang bukan haknya, seperti
sandal sandal yang sefring hilang. Maka perlu
ada tempat tersendiri untuk membaca Al
Qur’an secara digital ini, dan dijaga oleh marbot masjid atau tenaga
administrasi perpustakaan masjid. Setiap peminjaman Al Qur’an digital, harus
melalui pembukuan yang benar, dibaca ditempat tidak boleh dibawa pulang, dan
kalau perlu disediakan kotak infak/sumbangan bagi para pembacanya, atau semacam
biaya sewa sekedarnya. Yang hasilnya bisa untuk menggaji penjaga tsb. Lebih aman
dan praktis memang menggunakan fasilitas WIFI, tetapi jamaah juga harus
menyediakan handphone canggih untuk mengkases internet melalui wifi tsb,
ataupun melalui laptopnya. Jadi kurang praktis.
Saya yakin jika masjid
menyediakan Al Qur’an digital atau wifi, masjid tersebut akan penuh dengan
orang orang yang membaca Al Qur’an dengan memanfaatkan teknologi digital itu. Semoga
masukan ini bisa menginspirasi para pengurus DKM maupun yang berwenang untuk
bisa mengkhatamkan seluruh umat muslim di Indonesia secara autodidak melalui
teknologi digital. Terima kasih.
No comments:
Post a Comment