AKAR
MASALAH.
Selama ini, pemerintah selalu melakukan
operaswi pasar, jika harga mulai sulit dijangkau masyarakat luas. Operasi pasar
sepertinya cara mudah dan instan untuk menurunkan gejolak harga. Apakah operasi
pasar bisa dilakukan tiap hari?. Kalau pemerintah bisa melakukannya, maka
itulah cara yang paling diharapkan masyarakat. Tetapi apakah pemerintah mampu?.
Maka dari itu, akar masalahnya yang harus ditemukan. Sebenarnya pemerintah
sudah tahu akar masalahnya, tetapi tidak tahu bagaimana menyelesaikan akar
masalah itu. Menurut pendapat ketua Aprindo yang dikutip Kompas.com, bahwa
Tidak ada dampak operasi pasar itu. Kalau operasi pasar selesai tetap saja
harga akan naik lagi. Karena harga di dalam (pasar) itu akan tetap tinggi, justru
langkah Operai pasar ini ditertawakan sama pihak luar negeri. Kata mereka
Indonesia hebat bisa menurunkan harga dalam sekejap, tapi setelah itu malah
naik lagi,(14/6/16)..sepertinya memang setengah hati, atau afa sindikat yang
bermain,
Akar
masalah lain adalah kemacetan di jalan tol, tetap saja transaksi tunai
diberlakukan, sementara jumlah kendaraan semakin meningkat mengikutidaya beli
masyarakat yang makin kuat. Sudah banyak yang menyarankan transaksi non tunai dijalankan, tetapi tetap
saja transaksi tunai mendominasi pintu tol. Demikian pula, pemeliharaan jalan
yang setiap mau musim mudik, cepat cepat dobenahi secara tambal sulam, namun
akar masalahnya dibiarkan hidup, tidak dimatikan.
Masalah
lainnya yang tidak kalah penting adalah pelanggaran pelanggaran lalu lintas dijalanan,lalu
lintas menjadi semrawut yang mengakibatkan kemacetan, situasi ini bisa dilihat
menjelang berbuka puasa pada masa bulan ramadhan, kalau kemacetan di Jakarta
dan kota besar lainnya saya kira tidak perlu dibicarakan lagi..sudah bosan.
Yang
lebihmakro adalah porsi pembangunan di jawa tetap saja semakin besar,
dibandingkan diluar jawa, terutama di Indonesia timur.akibatnya arus
transmigrasi ke jawa semakin besar, sementara pemerintah melaksanakan program
transmigrasi keluar jawa. Kenapa akar masalah dibiarkan hidup, tidak dimatikan.
Apa karena merasa sudah salah kaprah...sehingga dibiarkan seperti air mengalir,
padahal pada aliran yang salah.
Akibat tiadanya solusi untuk menyelesaikan akar
masalah., maka hal ini menjadi handicap dalam melakukan penyelesaiian
masalah.akar masalah seperti tembok tebal yang sulit ditembus, karena sudah
merasa kalah sebelum berbuat......terima kasih.
No comments:
Post a Comment