REVOLUSI MENTAL.
Sungguh saya belum bisa bayangkan, mudik lebaran kali ini,
yang memudikkan sekitar 2 juta kendaraan. Dari jumlah itu kagak kehitung mobil
yang umumnya lewat jalan tol, sehingga dipintu pintu tol timbul kemacetan
panjang. Hal yang sama tiap harfi jika kita lihat pintu pintu masuk tol dari
arah Botabek, pagi siang dan sore sudah menjadi santapan pengendara mobil,
sehingga diprediksi ribuan kilo liter bensin yang hilang, artinya pemborosan
bensin, tenaga dan pikiran yang stres mengalami kemacetan dijalan tol. Kalau kita
melihat tol di Malaysia, ternyata pintu tol otomatis/non tunaiu mendominasi
pintu pintu tol disana, artinya kita belum mampu menandingi pemikiran negara
tetangga dibidang tol non tunai ini.
Kenapa tol tunai tidak direvolusi untuk diganti menjadi tol
non tunai?. Hal ini merupakan moment
penting dalam action revolusi mental presiden Jokowi. Dengan penggunaan tol
non tunai, banyak manfaat yang bisa diambil, terutama :
1.
Mempercepat
transaksi di pintu tol, sehinggaq mempercepat antrian di pintu tol. Antrian tunai
kadang kadang memakan waktu lama, apalagi kalau menunggu kembalian dari
petugas, dan umumnya juga demikian. Dampak positipnya adalah memperlancar arus
lalulintas di jalan tol.
2.
Transaksi
non tunai menghindari kebocoran uang, sehingga aman dari faktor mentalitas koruptip aparatnya.apalagi
menyangkut uang yang jumlahnya besar setiap harinya.
3.
Dengan
transaksi non tunai, artinya juga membina masyarakat untuk disiplin menghargai
waktu, dan melek teknologi. Dsb.
Faktor dipertahankannya transaksi tunai kemungkinan adalah
sbb:
1.
Menjadi
peluang tenaga kerja, untuk mengurangi tingkat pengangguran, walaupun
sebenarnya tidak terlalu signifikan dibanding kerugian yang dialami masyarakat
dan pemerintah.
2.
Memudahkan
pengelola, jika ingin menggunakan uang untuk sesuatu kebutuhan perusahaan,
tanpa melalui transaksi bank, walaupun ini juga alasan yang dicari cari,.
3.
Pengelola
belum siap untuk menyediakan tempat isi ulang dipintu pintu tol non tunai. Selama
ini hanya di mini market yang disediakan tempat isi ulang, suatu strategi
pemasaran yang kurang tepat, sebelum menyediakan tempat isi ulang di pintu
pintu tol maupun di SPBU, seperti di negara tetangga tsb.
4.
Pemerintah
ngalah atau kalah dengan budaya masyarakat yang senang dengan transaksi tunai,
akibatnya pemerintah rugi, masyarakat lebih rugi lagi.dsb
Kita ingat waktu zaman pemerintahan sebelumnya, ada menteri
yang jual kartu non tunai, menurut saya itu adalah pencitraan belaka, karena
masyarakat tidak tergerak sama sekali. Oleh
karena itu saya berpendapat agar semua pintu tol diganti dengan non tunai,
hanya disediakan satu pintu tol tunai untuk melayani pengendara yang insidentil
masuk tol, seperti pengendara luar kota dsb. jadi akar masalahnya tidak dicasri
jalan keluarnya.
Kalau kereta api saja mampu merestorasi diri, kenapa jalan
tol tidak bisa melakukannya. Ada apa ini?????.
No comments:
Post a Comment