ETIKET DAN ETIKA.
Sering kita dengar orang mengatakan etiket, dan sering pula
kita dengar orang mengatakan etika. Namun mungkin ada juga yang tidak tahu apa
itu etiket dan apa itu etika. Bahkan sering dicampur adukkan antara keduanya.
K.Bertens, dalam bukunya
berjudul “ ETIKA”,(2011) dikatakan bahwa etiket adalah sopan santun, sedang
etika berarti moral. Keduanya menyangkut perilaku manusia, karena itu istilah itu
hanya untuk manusia, binatang tidak mengenalnya. Etiket dan etika mengatur perilaku
manusia secara normatip, apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh
dilakukan, dengan penilaian baik dan buruk.
Etiket hanya berlaku apabila ada orang lain, baik orang lain
itu hadir, maupun orang lain itu hanya mengintip saja. Artinya tidak hadir
secara langsung. Tetapi jika tidak ada orang lain yang hadir langsung,maupun tidak langsung, maka etiket
itu tidak berlaku. ,misalnya kita tidur didalam kamar terkunci dengan telanjang
bulat. Karena tidak ada orang lain maka dia tidak melanggar etiket. Tetapi jika
dia tidur dengan kondisi yang sama diruang tamu, maka itu sudah melanggar
etiket, ini menyangkut etiket pergaulan manusia. Etiket juga menyangkut cara
dalam berinteraksi dengan manusia lainnya, misalnya kita menyerahkan sesuatu
dengan tangan kiri kepada orang lain yang kita hormati, maka cara ini tidak
memenuhi etiket yang tepat yang berlaku umum dilingkungan itu. Karena
lingkungan satu bisa berbeda dengan lingkungan lainnya, misalnya adanya ritual
sex di afrika yang tentu tidak bisa diterima di Indonesia. Ritual ini bahkan
dikatakan melanggar etiket dan etika moral serta agama. Tetapi di Afrika tidak.
Lain etiket, maka lain pula dengan etika. Misalnya Sanusi,
tersangka reklamasi di jakarta, yang menerima suap dari pengembang, dan
pengembang mengharapkan sesuatu dari Sanusi (misalnya kontribusi dikurangi,
atau misalnya minta perda cepat rampung dsb), maka keduanya disebut melanggar
etika dalam pemerintahan. Contoh lain. Panitera pengadilan menerima amplop dari
pihak berperkara, dengan maksud keputusan hakim bisa meringankannya. Dll.
Walaupun kedua hal itu tidak diketahui oleh orang lain, maka keduanya tetap
disebut melanggar etika, dan hati kecilnya
mengetahui pelanggaran dirinya itu.
Etiket umumnya menyangkut segi lahiriah, sedang etika
menyangkut batiniah. Oleh karena itu dimasyarakat muncul istilah istilah yang
menggambarkan hal itu, seperti musang berbulu ayam, diluar sopan santun tetapi
didalam berhati busuk.
Dalam segi agama bisa disebut Hablun Minannas dan Hablun
Minallah. Yaitu hubungan dengan manusia dan hubungan dengan Tuhan. Kalau melanggar
terhadap Hablun Minannas bisa dihukum masyarakat, sedang kalau melanggar Hablun
Minallah, maka tersebutlah yang namanya
dosa, yang akan dihukum Tuhan.
Karena dalam agama tidak ada yang namanya abu abu, yang ada hitam atau
putih. Oleh karena itu, dalam kitab suci, kita disuruh juga untuk berdoa kepada
Tuhan agar terhindar dari dosa dosa sebagai akibat melanggar etika.
No comments:
Post a Comment