INOVASI DARI PUSAT.
1. Serapan anggaran.
Dalam rapat
Presiden dengan para kepala daerah provinsi, diungkapkanlah oleh presiden Daerah
Daerah yang serapan APBD nya rendah, sebagaimana ndiberitakan kompas.com
dibawah ini.
Sebelumnya, Jokowi blakblakan merinci ada sepuluh
pemerintah provinsi yang paling malas menyerap anggaran karena dana yang
mengendap di bank daerah cukup besar.
Hal tersebut disampaikan Jokowi saat mengikuti rapat Koordinasi Nasional VII
Tim Pengendalian Inflasi Daerah di sebuah hotel di Jakarta, Kamis (4/8/2016).
Kepala daerah yang pertama kali ditegur oleh Jokowi
adalah Gubernur DKI Jakarta alias Ahok.
Sebab, serapan anggaran di DKI Jakarta terendah dari
semua provinsi yang ada.
"Pak Ahok duitnya memang gede, tetapi nyimpennya juga gede.
Masih ada Rp 13,9 triliun (dana yang tersimpan). Ini harus dikeluarkan,"
kata Jokowi, yang juga mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Sembilan provinsi lain yang juga disebut Jokowi yakni
Jawa Barat (Rp 8,034 triliun), Jawa Timur (Rp 3,9 triliun), Riau (2,86
triliun), Papua (Rp 2,59 triliun), Jawa Tengah (Rp 2,46 triliun), Kalimantan
Timur (Rp 1,57 triliun), Banten (Rp 1,52 triliun), Bali (Rp 1,4 triliun), dan
Aceh (Rp 1,4 triliun).(sumber:Kompas.com)
Pengungkapan data
ini sebaiknya menjadi moment bagi para Gubernur Kepala daerah untuk
mengungkapkan hal yang sama pada rapat koordinasi bupati/walikota bersama
jajaran SKPD di propoinsi ybs.
Demikian pula, bagi
bupati/walikota, untuk mengungkapkan hal yang sama bagi setiap kecamatan dan
jajaran SKPD, pada rapat koordinasi tingkat kabupaten/kota ybs. Dengan demikian,
diharapkan nantinya ada rasa malu jika prestasi wilayahnya ketinggalan dalam
menyerap anggaran APBD nya. Hal yang sama juga terhadap para lurah dikecamatan
ybs. Hal ini akan menimbulkan persaingan
peningkatan kinerja para bupati dan camat serta jajaran SKPD ybs, lebih lebih apabila ada warning mutasi terhadap pejabat yang tak
mampu menyerap anggaran disatuan kerjanya. Sedang yang berhasil, mungkin akan
diberi tanggungjawab yang lebih besar lagi.
Langkah Presiden
ini perlu diapresiasi sebagai bentuk keterbukaan dan transparansi di era
demokrasi saat ini, sehingga kita menjadi tahu kinerja pemerintah daerah dan aparatnya.
Nantinya pada akhir tahun sebaiknya juga diumumkan serapan anggaran pemerintah daerah
masing masing, dan perlu pemberian penghargaan bagi yang serapan anggaran nya
tinggi, dan punishment bagi yang anggarannya rendah, tentu setelah diperiksa
aparat pemeriksa.
Demikian saran saya,
yanvg mungkin juga sudah dilaksanakan diseluruh wilayah Indonesia. Saya yakin
itu.
No comments:
Post a Comment