GLORIA PASKIBRAKA.
Orang asing tidak boleh
hormat pada merah putih?
Nasib tragis menimpa seorang murid calon pengibar bendera
pusaka di istana negara besok tanggal 17 Agustus 2016. Murid sebuah SMA di
Cinere Depok adalah lahir dari seorang bapak yang berdarah Perancis dan ibu
seorang Indonesia, dan baru berumur 16 tahun.
Berbagai silang pendapat menyangkut kewarganegaraan
Gloria...yang kemudian terkenal dengan Gloria Paskibraka, namun pada akhirnya
yang bersangkutan tidak dilantik menjadi paskibraka. Ironis...
Terlepas masalah hukum yang menjadi sandungan Gloria, walaupun
ybs sudah membuat pernyataan memilih warga negara Indonesia, maka jiwa
nasionalismenya bisa tergerus oleh keputusan pemerintah tidak mengikut sertakan
dalam paskibraka. Kita harusnya berbangga kalau seorang warga negara asing
menjadi pengibar bendera pusaka di istana, ini menunjukkan jiwa nasionalisme
warga asing tersebut melebihi nasionalisme kewarganegaraannya sendiri. Itulah sebabnya
warga SMA Cinere beserta guru2nya memberikan dukungannya kepada Gloria. Bahkan
menpora Imam Nachrowi memiliki rencana lain untuk
Gloria. Dia ingin menjadikan Gloria sebagai duta Kemenpora untuk memberikan
motivasi kepada pelajar Indonesia.
"Ke depan saya akan jadikan Gloria sebagai salah satu duta di Kemenpora nanti untuk memotivasi pelajar Indonesia agar tidak putus asa dengan apapun kenyataan yang ada di depannya," kata Imam (sumber Detik.com)
"Ke depan saya akan jadikan Gloria sebagai salah satu duta di Kemenpora nanti untuk memotivasi pelajar Indonesia agar tidak putus asa dengan apapun kenyataan yang ada di depannya," kata Imam (sumber Detik.com)
Pertanyaan saya, apakah warga negara asing haram untuk
menjadi pengibar bendera pusaka?. Padahal dengan ikut menjadi pengibar bendera
pusaka ini menunjukkan kepada dunia luar betapa Indonesia sebuah negeri yang
sejuk dan dicintai semua warga dunia melebihi negeri orang asing itu sendiri. Hal ini sebenarnya bisa menjadi moment yang
bagus untuk promosi pariwisata Indonesia.
Langkah politis Menpora sungguh tepat untuk menjadikan duta untuk
memotivasi pelajar Indonesia agar tidak
mudah putus asa. Orang yang usil akan mengatakan: Demikian rendahkah anak
Indonesia sampai harus dimotivasi oleh orang asing??
Saya lalu ingat tempo
hari para pemain sepakbola seperrti irwan achdim
dan kawan kawan yang begiitu mudah mendapatkan naturalisasi kewarganegaran Indonesianya,
walaupun ada yang belum bisa berbahasa Indonesia. memang dasar......politik..
No comments:
Post a Comment