INTERMEZO
(Lanjutan Peldek)
Calon kepala desa.
Parno yang belum
lama kembali dari kota jakarta, sudah berhasil menggaet kembang desa yang
bernama Parni. Bahkan sudah berpraktek walaupun hanya menempel gedek rumah
Parni, namun celaka dua belas, kena sundut rokok oleh bapaknya Parni kala itu.
Akibat terkena rokok, Parno seminggu hanya dirumah saja,karena kelaminnya membengkak
terkena sundutan rokok bapaknya parni. Setelah merasa sudah sembuh, pemuda desa
yang baru balik kampungnya itu, kembali berjalan jalan didesanya. Tak sadar
langkahnya membawa nya ke kantor Kepala Desa. Disana dia bertemu dengan bapaknya
Parni, namun karena bapaknya Parni tidak tahu tentang Parno, maka pembicaraan
dikantor desa itu biasa biasa saja,
sampai suatu saat parno ditawari mampir keruma bapaknya Parni. Sepulang bapaknya
Parni, Parno membaca pengumuman pemilihan kepala desa. “Pak saya mau daftar
menjadi calon kepala desa pak”,kata parno. “siapkan syarat syaratnya pak Parno”
jawab pegawai kantor desa itu. Lalu buru buru Parno pulang kerumahnya, lalu
menelpon temannya yang ada di jakarta, kebetulan dia baru punya HP, dalam telepon
parno berceritera kepada temannya itu dan akhirnya dia bilang” Pon, Ponirah,
tolong buatin gue ijazah sarjana” . “beres Par, kapan diperlukan?” balas
temennya dari seberang sana. “secepatnya, seminggu lagi, gue tunggu “ balasnya
sambil memberikan catatan alamat rumahnya.
Selang kemudian, pada masa kampanye, dengan gagahnya parno berorasi’ “bapak bapak dan ibu
ibu serta saudara sekalian, jika saya terpilih menjadi kepala desa kita, maka
bapak ibu akan saya ajak ke jakarta jalan jalan melihat lihat Jakarta, disana
ada tugu yang terbuat dari emas murni, ada jalan diatas ada jalan dibawah, ada
akuarium besar dll” katanya bersemangat.
Belum lagi kampanye
selesai, datang dua orang polisi masuk ke arena kampanye, menemui parno sang
calon “bapak harus ikut saya ke kantor
polisi, karena ijazah bapak palsu” kata sang polisi. “lho ijazah saya asli kok
pak” balasnya. “berdasarkan penelitian
kami, bapak tidak tercatat diuniversitas tsb, dimana bapak beli ijazah
itu?” balas polisi menahan emosi, dengan agak berat terpaksa Parno mengaku: “saya
beli di Jakarta pak, dijalan Pramuka”. akhirnya kampanye bubar dan parno
dicokok polisi dengan tuduhan pemalsuan surat..”anggota DPR saja tidakdi apa
apain, kok saya diapa apain” gumamnya..Komentar saya, iya kalau tidak ketahuan
No. Kalau ketahuan juga akan seperti kamu... dasar Parno, tak jadi kepala desa,
tak jadi pula kerumah Parni.
No comments:
Post a Comment