KALIMAT MENGERIKAN...KALAU
BENAR.
Perlu pembuktian.
"Kalau saya mau selundupkan narkoba,
saya acarain (atur) itu. Saya telepon polisi, BNN, Bea Cukai, dan
orang yang saya hubungi itu semuanya titip harga," kata Haris mengulangi
cerita Freddy, di Kontras, Jakarta, Jumat (29/7/2016)"Ke mana
orang-orang itu? Saya sudah berikan uang ke BNN Rp 40 miliar, Rp 90 miliar ke
pejabat tertentu di di Mabes Polri," ujar Freddy, seperti dituturkan Haris
Azhar.
"Bahkan saya menggunakan fasilitas mobil TNI
bintang dua di mana si jenderal duduk di samping saya ketika saya menyetir
mobil dari Medan sampai Jakarta dengan kondisi di bagian belakang penuh
narkoba. Perjalanan saya aman tanpa gangguan apa pun," lanjutnya. (Kompas.com).
Seperti yang saya
sampaikan (dibalik eksekusi..), sebaiknya Presiden blusukan ke Pengadilan
tempat Freddy diadili dahulunya, yang
menurut informasi sudah disebut dalam pledoi terdakwa Freddy waktu itu. Saya
kira inilah salah satu cara menguak informasi yang disampaikan kontras,
agar ada obyektipitas yang diperoleh. Sebab institusi kepresidenan yang sampai
saat ini saya lihat bersih, dan tidak memihak. Instansi lain sudah tercemar,
apalagi instansi penegak hukum yang menjadi sorotan kasus ini. Cara lain
mungkin dengan interogasi orang orang ysng pernah dekat dengan alm Freddy
Budiman, seperti gadis gadis cantik yang
pernah berada disekitarnya, termasuk jaringannya yang sudah ditangkap,atau
penasehat hukumnya dahulu atau juga mungkin orang terdekatnya. Tak mungkin Alm
menyimpan sendiri hal ini.
Kalaulah informasi
ini benar, alangkah ngerinya jaringan narkoba yang sudah masuk ketubuh aparat
penegak hukum tingkat tinggi di negeri ini. Jika informasi ini tidak benar,
bagaimana memvalidasi ketidak benaran informasinya. Anggap saja ini ulah Freddy
yang mau mati didepan regu tembak...
Namun kita perlu extra waspada atas kasus narkoba yang bissa amat menggiurkan, orang beriman sekalipun. Saya kok merasa
ngeri, bukan keri keri nikmat........ya bro.
No comments:
Post a Comment