Wednesday, September 7, 2016

BERKACA DARI ESDM...



BERKACA DARI ESDM.
                                                  Hasil gambar untuk tambang minyak
                                                       
Berita menteri yang menjabat selama 20 hari dimasa kepresidenan Jokowi, menimbulkan berbagai pendapat di masyarakat, termasuk kalangan DPR. Ada yang mengatakannya sebagai pengkhianat, ada yang mengatakannya apa patut kalau diangkat lagi menjadi menteri setelah mendapatkan ke WNI annya kembali. Bahkan ada yang tidak setuju langkah Menkumham meneguhkan kembali ke WNI annya mantan menteri ESDM itu.
Apakah mantan menteri ESDM itu akan diangkat kembali oleh presiden, mengingat begitu cepat proses ke WNI an mantan menteri itu.
Ada pendapat yang mengarah kesana, karena secara substansi presiden merasa cocok dengan beliau itu, namun kejujurannya dalam menghadapi pertanyaan awak media juga dipersoalkan oleh masyarakat. Bahkan analisis saya, penunjukan menteri ESDM yang berasal dari Amerika Serikat ini, boleh jadi terkait dengan kegaduhan Freeport yang sempat ramai tempo hari. Jadi untuk memuluskan rencana pemerintah dalam negosiasi dengan Freeport kemudian.
Persoalannya, apakah tidak ada orang Indonesia lainnya yang mampu untuk mengelola ESDM?.
Menurut saya, banyak ahli yang bisa mengelola ESDM seperti yang sudah disampaikan oleh lembaga survey. Mereka itu orang orang yang ahli, termasuk Gubernur basuki yang juga dinominasikan masuk hasil dari lembaga survey itu.
Mungkin seperti prediksi pengamat, bahwa presiden memiliki hak prerogatip yang tidak prerogatip dalam menunjuk pembantunya. Banyak orang disekitar presiden yang menyodorkan nama nama kandidat. Termasuk dari partai politik pendukungnya, apalagi ESDM merupakan bidang yang sangat penting bagi devisa negara.
Sebaiknya presiden menggunakan instrument disekelilingnya dalam mengangkat pembantunya. Lembaga seperti BIN,Kejaksaan Agung, KPK dsb,  sangat penting dalam menilai seseorang yang direkomendasikan untuk menjadi pembantu presiden, maupun pejabat tinggi negara lainnya setingkat eselon I. Agar presiden tidak kecolongan lagi.
Demikian bro pendapat dipinggir jalan.....

No comments:

Post a Comment