KATA PAKAI YANG BERBUAH GEMPA
DI JAKARTA
Demo 411 dijakarta merupakan demo
besar pertama kali yang menimpa pemerintahan Jokowi. Demo ini juga merupakan
demo akibat medsos yang diselewengkan oleh pengunggahnya. Berawal dari
penghilangan satu kata “pakai”.
Melihat berita kompas hari ini
yang menayangkan pengakuan pengunggah medos BY (tanpa S lho) yang mengakui
bahwa ybs menghilangkan kata “pakai “ dimedsosnya, yang katanya tanpa
kesengajaan, sehingga menimbulkan gempa besar dijakarta pada 411. dengan korban ratusan luka, puluhan
mobil juga dirusak bahkan ada yang dibakar.
Menurut kamus besar bahasa
Indonesia yang saya lihat dari blusukan di yahoo.com, arti kata pakai bisa
berarti, mengenakan atau dibubuhi. Hanya itu. Misalnya saya pakai topi, bisa
berarti saya mengenakan topi. Tapi kalau saya topi artinya saya bisa bernama
topi. Contoh lain, saya pakai baju, dengan saya baju. Jadi kata pakai dan kata tanpa pakai,
memiliki arti yang sangat berbeda. Penghilangan kata pakai dimedsos inilah yang
menimbulkan plintiran yang berakibat kerugian besar bagi jakarta dan Indonesia
umumnya. Oleh karena itulah anda semua harus berhati hati apabila tidak ingin
negeri ini menjadi gaduh hanya karena mengunggah sesuatu yang dianggap sepele
kedalam medsos. Apalagi kalau yang diedit itu hal yang amat rawan dinegeri ini,
terutama soal sara. BY menurut saya paling tidak, sudah melakukan kelalaian
(jika dikatakan lupa) dengan mengunggah ucapan seseorang yang sudah berubah maknanya menjadi sesuatu yang memojokkan
pengucapnya, namun dia tidak menyadari akibat besar yang ditimbulkan dari
perbuatannya atau bahkan mungkin bisa saja untuk mengadu domba sesama warga.
Apakah dia tidak mengetahui arti kata tsb terkait dengan kalimat itu?, menurut
saya mustahil, kecuali tidak tahu bahasa
Indonesia.
Peristiwa ini menjadi
pelajaran bagi kita semua, terutama para
blogger agar tidak sembarangan mengedit sesuatu yang bisa menimbulkan
kegemparan secara luas. Coba bayangkan akibat
dari kata “Pakai” yang hilang itu antara lain yang bisa saya ingat :
1. SBY
sudah ribut duluan, ketemu Menko Polhukam dan Wapres , akan adanya demo 411.
2. Keluarga
Cikeas merasa difitnah dengan adanya demo 411.
3. Presiden
Jokowi mengingatkan adanya aktor politik dibalik peristiwa 411.
4. Tokoh
tokoh HMI dijadikan tersangka oleh Polri karerna 411.
5. Warga
muslim telah turun kejalan sehingga tidak bekerrja pada 411.
6. Presiden
jokowi sibuk silaturahim menyejukkan suasana karena 411.
7. Rupiah
pada pasca 411 turun terhadap dolar Amerika antara lain karena 411.
8. Banyak
mobil yang dirusak dan dibakar karena 411.
9. Berapa
ribu liter bensin yang terbuang percuma karena 411.
10. Adanya
calon wakil bupati yang terpaksa berurusan dengan polisi karena dugaan menghina lambang negara dsb.
Menyikapi hal tsb agar masyarakat
berpikir jernih tidak mudah terprovokasi oleh medsos, karena sekarang ini memang
masyarakat awam sulit membedakan mana asli mana palsu. Semua ditelan begitu
saja tanpa menyelidiki lebih dahulu keabsahannya, sehingga bisa dipakai oleh
penganut paham ekstrem untuk menungganginya.
Melalui tulisan ini, saya menyarankan
agar:
1. Kementerian
yang terkait media elektronika (maupun media pada umumnya), agar lebih
mewaspadai adanya konten-konten media yang berbau sara maupun mengandung ujaran
kebencian terhadap orang lain. Di media sosial masih banyak konten konten
pornografi yang juga tidak diblokir.
2. Kalau
jam belajar sekola ditambah sampai sore
hari, sebaiknya jam tambahan itu berisi pelajaran agama khususnya mengkhatamkan
Al Qur’an dan terjemahnya bagi yang beragama Islam , dan kitab suci lainnya
bagi non muslim. Disamping itu juga pemahaman toleraansi antar umat beragama disekolah
sekolah.
3. Agar
setiap pemda memiliki akun resmi untuk mengunggah kegiatan pejabatnya, sebagai
jaga jaga apabila ada pihak yang memelintir ucapan pejabat, yang membuka
potensi per-pecahan didaerah maupun nasional.
4. Demikian
bro saran saya berkaca dari 411....terima kasih.
No comments:
Post a Comment